Festival Pesona Meti Kei VI Siap Digelar Oktober Mendatang

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kali ini, Pemkab Malra mengusung tema “melalui FPMK, kita jadikan Maluku Tenggara sebagai pusat olahraga pantai”.


Langgur, suaradamai.com – Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara (Pemkab Malra) siap menggelar Festival Pesona Meti Kei (FPMK) ke-6 pada Oktober mendatang. Rencananya, iven pariwisata akbar di Maluku Tenggara itu akan dibuka secara resmi oleh Bupati Malra M. Thaher Hanubun pada 1 Oktober nanti.

Iven yang masuk kalender iven pariwisata nasional itu, kali ini mengangkat tema yang berbeda, yakni “melalui FPMK, kita jadikan Maluku Tenggara sebagai pusat olahraga pantai”.

Terkait itu, Ketua Panitia FPMK ke-4 Budhi Toffi menjelaskan, Maluku Tenggara diuntungkan dengan adanya fenomena alam yang ekstrem, dimana pada saat “Meti Kei”, terjadi surut yang sangat besar dari bibir pantai sampai di area terumbu karang. Kondisi ini, lanjut Toffi, dimanfaatkan dengan mengisi kegiatan olahraga pantai.

“Tentunya kalau kita cari (konsep olahraga pantai) di skop nasional bahkan di dunia pun belum ada. Tetapi, kita Kei sudah memulai,” ungkap magister pariwisata jebolan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta itu.

Pemkab Malra menargetkan, lewat FPMK ke-6 ini, Kementerian Pariwisata dapat menjadikan Maluku Tenggara sebagai pusat olahraga pantai di Indonesia.

Untuk itu, lanjut Toffi, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan mulai dari rapat-rapat panitia sejak beberapa waktu lalu. Termasuk melakukan sosialisasi di Kecamatan Kei Kecil dan Kei Kecil Timur yang merupakan tempat penyelenggaraan iven.

Adapun kegiatan yang dilombakan berupa lomba dayung sampan, futsal ekstrem, volly pantai, dan lari 10 km. Ada juga kegiatan ba tamet atau penangkapan ikan secara tradisional yang dipadukan dengan eksebisi layangan.

Selain itu, ada juga pameran ekonomi kreatif yang disatukan dengan kegiatan seni budaya berupa tari-tarian dan permainan tradisional. “Setiap sore akan ada live musik,” tambah Toffi.

Jadwal lengkap FPMK akan dipublikasikan pada 1 Oktober saat dibuka secara resmi oleh Bupati Maluku Tenggara.

Tamet, Ba Tamet

Jika sebelumnya Pemkab Malra menampilkan cara penangkapan ikan secara tradisional lewat Wer Warat atau tarik tali. Kali ini, Pemkab Malra menampilkan penangkapan tradisional lain yaitu tamet/ba tamet.

Tamet/ba tamet menjadi salah satu kegiatan menarik yang diandalkan  dalam FPMK kali ini. Konsepnya adalah masyarakat menggunakan pakaian dan alat tangkap tradisional untuk mengambil hasil laut saat air laut surut.

“Konsepnya adalah ‘bameti’ bersama. Banyak orang pergi ke laut, ada yang menangkap ikan, mengambil kerang-kerangan. Orang tampil dengan pakaian rumahan. Laki-laki tampil dengan celana pendek, tidak menggunakan baju. Ini akan menjadi tontonan yang menarik,” jelas Toffi.

Menurut rencana, kegiatan ba tamet akan dilaksanakan secara serentak di 11 kecamatan.

Kangguru, Maskot FPMK ke-6

Panitia menggunakan kangguru sebagai maskot FPMK ke-6. Kangguru atau dalam bahasa Kei disebut “Aha”, merupakan salah satu hewan endemik Kei yang dapat ditemukan di wilayah konservasi gunung Dab dan kawasan lindung di Kei Besar Selatan.

“Banyak orang mengatakan kangguru identik dengan Australia. Itu benar. Tapi kalau di Australia, jika orang menyebut kangguru tanah, orang akan bilang itu ada di Kei, di Kei Besar,” ungkap Toffi.

Penggunaan kangguru sebagai maskot FPMK juga dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat bahwa kangguru tanah ini masuk dalam daftar satwa yang dilindungi.

Salah satu anggota panitia Jerry Notanubun menambahkan, maskot Kangguru pernah digunakan dalam sidang Majelis Pekerja Lengkap (MPL) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) beberapa waktu lalu.

“Kita juga konsen terhadap konservasi alam. Jadi perlu kita jaga (kangguru) itu,” tegas Notanubun.

Toffi menambahkan, penggunaan maskot untuk FPMK tidak mesti menggunakan hewan-hewan laut. Tetapi, hewan lain yang dilindungi juga perlu diangkat untuk menjadi perhatian semua orang.

“Kalau Papua atau Aru punya cendrawasih, kita punya burung skuk. Cendrawasih hitam. Bisa saja tahun depan angkat burung skuk sebagai maskot,” ujar Toffi.

Untuk diketahuim FPMK sebelumnya menggunakan Tabob atau penyu belimbing sebagai maskot.

Editor: Labes Remetwa


Baca juga:

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU