“Saya perlu sampaikan, dalam dua tahun terakhir ini, pendapatan daerah kita minus. Sebagai wakil rakyat saya tahu itu,” ungkap Albert Alo Jamlean, Anggota DPRD Malra dari Partai Garuda.
Langgur, suaradamai.com – Tim Pemenangan Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Malra, Martinus Sergius Ulukyanan – Ahmad Yani Rahawarin (MSU-AYR), menggelar kampanye di Ohoi Debut, Kecamatan Manyeuw, Kamis (26/9/2024).
Kampanye perdana itu dipusatkan di Pelabuhan Rakyat Ohoi Debut, dengan melibatkan warga ohoi setempat dan warga sekitar dari Ohoi Ohoiluk dan Rumadian.
Dalam kesempatan itu, para juru kampanye (Jurkam) pasangan dengan jargon Maryadat itu lebih banyak menyoroti kondisi ekonomi daerah yang lesuh.
Orasi politik disampaikan oleh Ketua Tim Pemenangan Maryadat Deni Ubro, Albert Alo Jamlean, Rudi Renyaan, Moh. Nawawi Namsa, Jabar Rahayaan, Calon Wakil Bupati Ahmad Yani Rahawarin, dan Calon Bupati Martinus Sergius Ulukyanan.
Mengawali orasinya, Anggota DPRD Malra Albert Alo Jamlean langsung bicara soal ekonomi Maluku Tenggara yang lesuh.
“Ekonomi tidak jalan di Kabupaten Maluku Tenggara. Kita tidak perlu menyalakan siapa-siapa. Tetapi, kita perlu mengoreksi, kenapa kondisi ini terjadi?” ujar Jamlean.
“Saya perlu sampaikan, dalam dua tahun terakhir ini, pendapatan daerah kita minus. Sebagai wakil rakyat saya tahu itu,” tambah Jamlean.
Hal senada juga diungkapkan oleh Rudi Renyaan. Mantan anggota DPRD Malra pun menceritakan kondisi yang dialami sejumlah warga yang berjualan di pasar. Hasil wawancaranya bersama warga, lebih banyak ke pasar hanya untuk memenuhi kebutuhan makanan.
“Jualan di pasar untuk bisa makan saja. Bagaimana dia sekolahkan anaknya, bagaimana dia bisa melakukan hal-hal lain. Kenapa? Perputaran ekonomi di negeri ini, hancur,” kata Renyaan.
Menurut dia, kondisi ekonomi yang kurang baik itu terjadi karena tidak ada konsep yang jelas.
“Kesimpulannya begini, malam tidur mimpi, lalu besok bikin. Tidak ada konsep yang jelas,” kata Renyaan.
Hal senada juga disampaikan oleh Moh. Nawawi Namsa. Anggota DPRD Malra itu bahkan mengatakan ada sistem yang sengaja didesain untuk menjadikan masyarakat sebagai tukang minta-minta.
Ia pun meminta warga yang hadir untuk melawan ketidakadilan ini, melawan sistem yang tidak mensejahterahkan masyarakat.
“Menjadi pemimpin di negeri ini, harus mensejahterahkan masyarakat. Caranya bagaimana? Bikin kebijakan yang kalau Bapa/Ibu jual sayur, sayurnya hari ini bisa laku semua. Kalau jual ikan, hari ini laku semua. Kalau kita ke Puskesmas atau rumah sakit, biayanya tidak membengkak.,” kata Nawawi.
Editor: Labes Remetwa