BerandaEkonomi & PembangunanKapsul Teripang, “Souvenir Sehat” Produksi Kelompok Penggiat Konservasi di Kota Tual

Kapsul Teripang, “Souvenir Sehat” Produksi Kelompok Penggiat Konservasi di Kota Tual

Kelompok bentukan lulusan Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) ini telah membudidayakan teripang sejak 2018.


Tual, suaradamai.com – Salterai, satu kelompok penggiat konservasi teripang di Kota Tual, kini mulai merambah ke dunia bisnis. Kelompok ini punya cita-cita menjadikan Kei sebagai lumbung teripang di Maluku.

Kelompok bentukan lulusan Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) ini telah membudidayakan teripang sejak 2018.

Pada Agustus 2021, mereka bekerja sama dengan Dinas Perikanan Kota Tual, PT. Pertamina, dan Polikant, membangun fasilitas Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT).

Di dalamnya, ada fasilitas bak budidaya, rumah jaga, dan ruangan laboratorium. Fasilitas ini digunakan untuk memproduksi benih teripang untuk selanjutnya ditebar ke alam.

Selama empat tahun, kelompok Salterai rutin menebar benih teripang ke perairan di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Upaya mewujudkan Kei sebagai lumbung perikanan di Maluku mendapat dukungan positif dari pemerintah pusat.

Pada tahun 2023, Menteri KKP mengeluarkan Kepmen Kelautan dan Perikanan Nomor 111 tahun 2023, yang menetapkan Kota Tual sebagai satu-satunya Kampung Budidaya Perikanan dengan Komoditi Teripang dari 210 Kota/Kabupaten se-Indonesia.

Karena itu, kelompok Salterai mulai merambah ke dunia bisnis dan melakukan diversifikasi hasil budidaya dengan cara memproduksi “kapsul teripang”.

Ketua Kelompok Salterai, George Kolyaan, menjelaskan, kapsul teripang yang diproduksi merupakan hasil kerja sama dengan PT Borobudur Herbal, Semarang.

“Kami mengirim teripang hasil budidaya ke PT Borobudur Herbal dan diproses menjadi kapsul. Harapannya, teripang dengan berbagai kasiat dapat dikonsumsi masyarakat secara luas kapan saja dan dimana saja,” ujar Alumi Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) itu.

Sementara itu, Manajer Fuel Pertamina Tual Asep B. Firdaus, mengapresiasi terobosan yang dilakukan kelompok Salterai. Ia menyebut inovasi kapsul teripang bisa jadi “Souvenir Sehat” dari Kota Tual dan Maluku Tenggara.

Selain memproduksi kapsul, Firdaus berharap, teripang di Kepulauan Kei bisa diolah menjadi produk lain seperti bakso, mie, kerupuk atau produk makan lainnya, sehingga dapat meningkatan pendapatan masyarakat.

Hal senada juga disampaikan oleh akademisi Polikant, Pitjont Tomatala. Ia bilang bahwa ketersediaan teripang secara kontinyu harusnya dimanfaatkan masyarakat untuk membuat berbagai produk turunan dari teripang.

Politeknik Perikanan Negeri Tual sebagai gudang inovasi berbasis penelitian terapan di, diharapkan dapat menjembatani hal tersebut guna mendorong hilirisasi teripang.

“Ini peluang besar yang sayang jika diabaikan karena produk turunan dari teripang belum banyak yang melakukannya. Apalagi teripang mengandung protein, asam-asam amino, vitamin, mineral, dan asam-asam lemak yang baik untuk kesehatan sehingga dapat dijadikan sebagai bahan farmasi (obat-obat) dan kosmetik,” ujar Tomatala.

Editor: Labes Remetwa


ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -
- Advertisment -

TERPOPULER

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU