BerandaLintas MalukuAmbonKMSB Kota Ambon Perkuat Peran Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana

KMSB Kota Ambon Perkuat Peran Masyarakat dalam Penanggulangan Bencana

KMSB tak sekadar dalam pengelolaan banjir, melainkan sebagai lembaga formal yang menjadi garda terdepan kolaborasi masyarakat dalam mitigasi bencana secara menyeluruh.


Ambon, Suaradamai.com – Forum Kelompok Masyarakat Siaga Bencana (KMSB) Kota Ambon menggelar Rapat Kerja (Raker) I dengan tema “Terwujudnya Kehidupan Masyarakat Kota Ambon yang Siaga terhadap Perubahan Iklim dan Potensi Bencana Alam”, Kamis (12/6/2025). Dalam rapat kerja perdana ini, KMSB Kota Ambon fokus pada penguatan peran masyarakat dalam penanggulangan bencana dan menyiapkan strategi adaptif terhadap perubahan iklim yang kian nyata.

Ketua Panitia Rapat Kerja I Forum KMSB Kota Ambon, Antoni Keppy, menyampaikan bahwa agenda utama forum ini mencakup evaluasi terhadap program kerja 21 KMSB di wilayah Kota Ambon, pengesahan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART), serta penetapan program kerja tahun 2025. “Forum KMSB adalah mitra resmi Pemerintah Kota Ambon yang bertugas mendukung upaya penanggulangan bencana dan persoalan lingkungan. Tujuan kami adalah membangun Ambon yang lebih bersih, nyaman, dan tangguh terhadap bencana,” ujar Antoni.

Kegiatan ini diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari perwakilan masyarakat, unsur pemerintah kelurahan dan desa, serta mitra kerja terkait. Forum KMSB sendiri diharapkan mampu menjadi motor penggerak kolaborasi masyarakat dalam membangun sistem siaga bencana yang efektif dan partisipatif.

Ketua Forum KMSB Kota Ambon, Usman Masawoi, dalam sambutan pembukaan rapat kerja perdana menegaskan bahwa peran KMSB tak sekadar dalam pengelolaan banjir, melainkan sebagai lembaga formal yang menjadi garda terdepan kolaborasi masyarakat dalam mitigasi bencana secara menyeluruh. “KMSB adalah lembaga kolektif masyarakat dengan struktur tegas dan tujuan jelas: menciptakan ketangguhan masyarakat terhadap bencana berbasis komunitas,” ujarnya.

Usman juga menekankan bahwa struktur KMSB mengacu pada prinsip “dari, oleh, dan untuk masyarakat,” menjadikannya wadah yang ideal dalam memperkuat perilaku sosial dan hubungan antarwarga, terutama dalam hal kesiapsiagaan dan pencegahan risiko bencana. Rapat kerja yang digelar ini, kata Usman, menjadi bagian dari kebijakan strategis KMSB untuk menetapkan Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART), serta menyusun program kerja jangka menengah yang responsif terhadap kondisi lapangan.

Lebih jauh, Usman menjelaskan bahwa KMSB juga berfungsi sebagai ruang berbagi dan berdiskusi, tempat warga dapat menyampaikan aspirasi, membangun kerja sama yang produktif, meningkatkan kepercayaan diri, dan memperkuat hubungan interpersonal dalam pengambilan keputusan. “Forum ini adalah rumah bersama. Di sinilah kita saling menguatkan, saling mendengarkan, dan bersama-sama bergerak menghadapi tantangan lingkungan dan bencana di Kota Ambon,” tutup Usman.

Sementara itu, Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, melalui sambutan yang dibacakan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Ambon, Ronald Lekransy, menekankan bahwa Forum KMSB merupakan ujung tombak penanggulangan bencana di tingkat paling dasar. Wattimena menggarisbawahi bahwa tantangan penanggulangan bencana tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga terhubung dengan isu global seperti perubahan iklim, degradasi lingkungan, deforestasi, krisis air bersih, serta pencemaran mikroplastik.

“Semua ini menjadi tantangan nyata yang harus dijawab melalui kerja kolaboratif, terencana, dan menyeluruh,” ujarnya. Rapat kerja ini, kata Ronald mewakili Wali Kota, bukan sekadar formalitas organisasi, melainkan ruang strategis untuk menyatukan ide, menyusun rencana aksi, dan memperkuat visi kolektif dalam menghadapi risiko bencana.

“Ini bukan kebetulan. Sejak bencana banjir besar tahun 2012-2013 yang menewaskan 48 jiwa, Ambon telah belajar banyak. Sejarah ini harus menjadi kekuatan untuk membangun kota yang tangguh terhadap bencana,” tegasnya. Ia menekankan bahwa aspek keselamatan manusia merupakan prioritas tertinggi, bahkan lebih tinggi dari undang-undang. Oleh karena itu, segala bentuk upaya penyelamatan harus didukung, termasuk melalui mekanisme pengadaan barang secara darurat.

Pemerintah Kota Ambon, lanjutnya, telah menyelaraskan strategi penanggulangan bencana dalam dokumen-dokumen perencanaan daerah, mulai dari RPJMD, Renstra hingga rencana kerja tahunan. Forum KMSB diharapkan dapat mengeksekusi rencana tersebut secara terukur dan berbasis data. Empat prinsip utama dalam penanggulangan bencana—terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh—menjadi pedoman penting.

“Koordinasi dan kolaborasi lintas sektor sangat dibutuhkan agar tidak terjadi tumpang tindih atau konflik dalam penanganan bencana,” katanya. Forum ini juga diharapkan menjadi kekuatan penggerak dari bawah untuk menyelesaikan persoalan lingkungan secara bertahap, mulai dari skala terkecil.

Wattimena juga menyinggung bahwa penanggulangan bencana kini menjadi indikator penting dalam penilaian kota cerdas (smart city), khususnya dalam menciptakan kota yang layak dan nyaman dihuni. “Kita tidak bisa berharap tidak ada bencana, tetapi kita bisa mempersiapkan masyarakat dan kelompok


ARTIKEL TERKAIT
- Advertisment -

TERPOPULER

KOMENTAR TERBARU