Enam dari sembilan responden mengaku membuang sampah tidak pada tempatnya.
Langgur, suaradamai.com – Pasar Langgur merupakan pusat perekonomian di Kabupaten Maluku Tenggara. Pasar yang terletak 3,5 km dari Kantor Bupati Baru ini memiliki fasilitas cukup memadai. Ada kios sembako, tempat penjualan ikan, tempat penjualan pakaian, bangunan pasar tingkat baru, tempat penjualan sayur, pasar tingkat dan perkantoran, parkiran ojek, dan terminal luar kota.
Seperti semua pasar, ketertiban hingga kebersihan selalu menjadi sorotan masyarakat. Selain harga barang, tentu masyarakat sangat mengharapkan pasar yang bersih dan higienis.
Tim Pilar Timur/Suara Damai melakukan pengamatan kebersihan pasar selama 3 hari, dari Minggu (8/12/19) sampai Selasa (10/12/19).
Hasil pengataman menunjukkan bahwa pasar cenderung sangat kotor sekitar pukul 11.00 sampai malam hari. Sebaliknya tampak bersih pada pagi hari sampai pukul 11.00, tetapi pada titik tertentu sampah dibiarkan berhari-hari, bahkan ada yang muncul belatung.
Pada siang hari sampai malam, pasar sangat kotor. Tiap sudut pasar ada sampah yang berserakan, bahkan di teras pintu masuk pasar. Selanjutnya di area tempat penjualan ikan terdapat tumpukan sampah yang banyak. Kebanyakan adalah sampah plastik dan karton-karton bekas. Ada juga limbah ikan. Sedangkan pada jalan masuk menuju tempat penjualan sayur, sampah juga berserakan dimana-mana sampai bangunan pasar yang baru, bahkan sampah tak terurus di atas dan samping bak sampah. Selanjutnya pada area parkiran ojek terdapat bak penampung sampah yang terisi setengah. Sampah juga berserakan dari bangunan pasar tingkat baru baru sampai terminal luar kota.
Sesuai pengamatan, bak-bak sampah tidak dimanfaatkan dengan baik oleh warga. Hanya ada tiga bak sampah di Pasar Langgur, satu terletak di antara bangunan pasar tingkat baru dan perkantoran. Yang lainnya ada di tempat penjualan sayur. Bak sampah tersebut terdiri dari dua bak besi (berukuran bak mobil L300) dan satu bak beton (2 m x 1,5 m x 1 m) yang dibagi dalam dua tipe pembuangan yaitu sampah kering dan basah.
Tidak ditemukan tempat sampah pribadi pada setiap kios/lokal, padahal pemerintah maupun kepala pasar sudah menghimbau agar setiap pedagang memiliki tempat sampah pribadi.
“Ada (pedagang) yang mengeluh bahwa kadang kita taruh (tempat sampah) nanti orang ambil (curi). Saya sudah imbau semua Pak, cuma keamanannya belum terjamin begitu,” kata Kepala Pasar Langgur Said Kudubun lewat sambungan telepon, Jumat (13/12/19).
Beberapa pedagang mengaku bahwa mereka diimbau oleh kepala pasar untuk menjaga kebersihan pasar. Tetapi sudah dua bulan terakhir ini tidak ada imbauan lagi.
Fakta unik
Ada empat fakta unik soal kebersihan Pasar Langgur; enam dari sembilan pedagang mengaku membuang sampah tidak pada tempatnya; pedagang membuang sampah di atas aspal di area parkir depan tempat penjualan ikan; ada bak penampung yang berhari-hari tidak diambil sampahnya sehingga sampah berserakan dan menimbulkan bau tak sedap, bahkan muncul belatung; Kantor Pasar Langgur termasuk dalam wilayah yang kotor.
Tim menemui sembilan responden, diantaranya Nur Ruban, Dedriano Putra, Walinga Loma, Saleha Rada, Siti Hajar Rumbia, Jenan, Siti Aisah, Aril, dan Muhammad Yusuf.
Enam diantara mereka mengaku membuang sampah tidak pada tempatnya. Mereka terbiasa menampung sampah di tempat jualan lalu buang sembarangan. Walinga Loma (28) asal Sitniohoi mengaku membuang sampah di depan tempat penjualan ikan, selanjutnya akan diangkut oleh petugas kebersihan pada pagi hari.
Selain Walinga, ada juga sejumlah pedagang yang langsung membuang sampah di atas aspal di area parkir depan tempat penjualan ikan. Sampah itu terdiri dari sampah kering plastik dan karton bekas dan sampah basah limbah ikan yang diisi dalam kresek. Sampah kering berasal dari pedagang sembako sedangkan sampah basah berasal dari penjual ikan.
Sesuai pengamatan tim, sampah tertumpuk mulai pukul 11.00 WIT, meningkat pada sore dan dibiarkan sepanjang malam. Menurut keterangan sampah tersebut diangkut pada setiap dini hari, namun pada hari ketiga pengamatan pukul 07.00 WIT, Tim menemukan tumpukan sampah yang semakin banyak di sejumlah titik.
Bahkan beberapa minggu sebelumnya, wartawan Pilar Timur/Suara Damai menemukan pula pada pagi hari sekitar pukul 07.00 WIT, tumpukan sampah di atas aspal di area parkir depan tempat penjualan ikan sangat banyak dan muncul belatung yang bertebaran sepanjang radius enam meter.
Siti Hajar Rumbia yang sudah dua puluh tahun menjual ikan, mengaku biasanya membuang sampah di depan tempat penjualan ikan. Kegiatan membuang sampah di depan teras tempat penjualan ikan, menurutnya, sudah sering dilakukan sejak tempat itu didirikan. Ia mengaku, setiap hari para pedagang toko pun membuang sampah di tempat tersebut.
Saleha Rada mengaku sesekali membuang sampah di tempat yang sama. Sampah dimasukan dalam plastik hitam, lalu dibuang di situ.
Untuk menangani kondisi pasar seperti ini, Kepala Pasar Langgur Said Kudubun mengaku selalu mengimbau kepada para pengguna pasar untuk menjaga kebersihan. Ia bahkan sudah menggunakan cara yang keras, tetapi, seperti peribahasa bagai membuang garam ke laut, pedagang masih saja buang sampah sembarangan.
“Saya sudah pernah larang, tapi habis larang begitu sudah. Katong kasih keras juga sama saja,” katanya.
Menurut Kudubun, pada kepemimpinan Kepala Pasar sebelumnya, ada satu bak sampah di depan tempat penjualan ikan. Namun karena bak tersebut menghasilkan bau dan jadi sorotan, akhirnya dipindahkan ke tempat lain. Kudubun berencana akan mengusulkan kembali satu bak sampah tempat tersebut.
“Nanti saya komunikasikan ulang dengan lingkungan hidup terkait bak sampah itu,” katanya.
Terdapat dua bak penampung dari besi dan beton yang terletak di sebelah Barat Daya tempat penjualan sayur. Bak-bak tersebut terkesan tidak diperhatikan. Petugas kebersihan tidak mengangkut sampah selama tiga hari pengamatan. Pada hari pertama tumpukan sampah di bak besi hampir penuh sedangkan di bak beton hanya sedikit tetapi ada sampah yang diisi dalam karung, ditaruh di luar bak. Pada hari kedua, kedua bak penuh sampai berserakan. Lalu tumpukan sampah yang berserakan semakin besar pada hari ketiga. Pada bak besi, air tergenang.
Kepala Pasar membenarkan petugas lingkungan hidup tidak mengangkut sampah. Ia mengaku sudah menghubungi mereka tetapi mobil sampah tidak dapat beroperasi karena kehabisan bahan bahan bakar dan pelumas mesin.
“Supir bilang sudah konfirmasi di lingkungan hidup tapi terkesan acuh tak acuh,” ungkap Kudubun.
Sementara itu, di sejumlah lokal yang berdampingan dengan Kantor Pasar Langgur seperti Toko Tani Fajar, Apotek Ester Farma, dan Biro POS Indonesia tampak sangat kotor. Kantor Pasar Langgur yang seharusnya menjadi teladan, mengalami kondisi yang sangat kotor dibandingan lokal lainnya. Sampah plastik berserakan dimana-mana.
Ketika diminta pendapat, Ketua Trash Hero Ronald Reyaan mengatakan bahwa selain kondisi Pasar Langgur yang masih kotor disebabkan karena mayoritas pengunjung maupun pedagang yang belum sadar bahaya sampah, juga belum ada aturan khusus kebersihan yang dilakukan oleh pengelola pasar. (timredaksi)