Langgur, suaradamai.com – Melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti) RI, Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) tahun ini kembali memberdayakan nelayan tangkap di Desa Namar Kecamatan Kabupaten Maluku Tenggara.
Ketua Pengabdi yang juga adalah Dosen Polikant Tual Erwin Tanjaya, S.Pi, M.Si saat ditemui di kediamannya, Jumat (12/07/19) mengatakan, melalui proposal program kemitraan yang dikirimkan ke Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Kemeristek Dikti, pihak Polikant Tual diberikan kesempatan untuk melakukan PKM dengan besaran dana yang diberikan sebesar Rp. 45.000.100 (empat puluh lima juta seratus ribu rupiah).
Tanjaya mengungkapkan bahwa melalui program kegiatan ini, pihak Polikant menempatkan desa-desa yang telah menjadi bagian dari mitra kerja di antaranya adalah Desa Namar dan Selayar. Kedua desa ini menurutnya merupakan mitra kampus karena biasanya mahasiswa dari Polikant Tual melangsungkan praktek kerja kampus di kedua wilayah tersebut.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa sebagai realisasi dari program tersebut dirinya bersama dengan salah satu dosen Polikant, R. M. K Teniwut, SE, MM selaku anggota Pengabdi serta dua orang mahasiswa telah melaksanakan kegiatan pemberdayaan tersebut selama 8 bulan, mulai sejak Maret 2019 hingga nantinya berakhir pada Desember 2019 nanti.
“Sementara dalam bentuk kegiatannya, ada 3 aspek yang diboboti meliputi tahap pelatihan alat tangkap, pelatihan manajemen pengembangan usaha dan nantinya setelah dari penyerahan bantuan kepada Mitra di Desa Namar yang telah dilaksanakan pada 10 Juli 2019 kemarin, pihak kami akan melakukan pendampingan hingga pada bulan Desember ini,” ungkap Tanjaya.
Terkait Bantuan yang diberikan berupa 1 unit mesin ketinting tipe Inova Honda GX 200, 7,5 HP, 1 unit body perahu ukuran 500 cm x 100 cm x 40 cm, serta alat tangkap jaring insang sebanyak 10 piece.
Pria yang membidangi Teknologi Penangkapan Ikan pada Polikant Negeri Tual ini menjelaskan bahwa pemberian bantuan kepada salah satu nelayan tangkap di Desa Namar atas nama Edi Oilira adalah berdasarkan atas hasil survey yang telah dilakukan jauh saat dirinya membawa para mahasiswa untuk melakukan praktek lapangan di desa tersebut.
“Setelah kami melakukan survey, mitra ini kami lihat bahwa perlu untuk mendapat perhatian khusus, karena sesuai pengamatan kami, mitra ini cukup bermotivasi dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan operasi penangkapan ikan. Meskipun begitu, dari hasil survey tersebut juga, ditemukan adanya sarana penangkapan yang dimilki oleh mitra ini masih sangat terbatas, yang mana sarana tangkap yang digunakannya masih sangat sederhana sekali. Selain itu juga, bodi angkutannya masih menggunakan sampan berbahan dasar kayu,” terang Tanjaya.
Sesuai realitas si nelayan tersebut, tambahnya, perkembangan penangkapan saat ini sudah cukup bagus meski kondisi nelayan tangkap yang ditemukan masih jauh dari harapan. Untuk itu melalui Polikant Tual, ia mengaku pihaknya memberikan motivasi kepada bapak Edi selaku mitra melalui kegiatan PKM.
“Kalau alat tangkapnya semakin panjang dan besar maka tentu hasil tangkapannya juga kan banyak pula,” ujar Tanjaya.
Sementara itu dalam upaya pengembangan potensi nelayan tangkap di wilayah Maluku Tenggara dan sekitarnya, ia menjelaskan bahwa selain jaringan kemitraan masyarakat yang ada saat ini, ada juga Dosen Polikant Tual lainnya yang mendapatkan bantuan hibah dari Kemenristek Dikti.
Tanjaya menyebutkan besaran anggaran yang dikucurkan Kemenristek Dikti maksimalnya Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) tetapi ada hibah-hibah lain yang bisa mencapai Rp 100.000.000 – Rp 200.000.000 (seratus hingga dua ratus juta rupiah).
“Dan itu ada dari beberapa teman dosen dari kampus Polikant Negeri Tual yang juga sementara di tahun 2019 ini melaksanakan pengabdian kepada masyarakat melalui dana hibah tersebut sebagai bentuk amanahnya dalam menjalankan salah satu Tri Dharma kami sebagai Dosen,” kata Tanjaya
Tanjaya berharap semoga dengan adanya program ini dapat meningkatkan kesejahteraan para nelayan tangkap. Oleh karena salah satu faktor kesejahteraan para nelayan tangkap adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sesuai kebutuhan.
“Sementara untuk kondisi para nelayan tangkap yang belum mendapat perhatian saat ini, sebagai Dosen dalam menjunjung azaz Tri Dharma Perguruan Tinggi, kami akan mecoba untuk tiap tahunnya mengusulkan proposal-proposal guna menjawab persoalan-persoalan yang terjadi pada nelayan-nelayan, baik nelayan tangkap maupun nelayan budidaya di daerah ini,” pungkasnya.