Pemilihan penguji tidak asal-asalan. Penguji harus berhubungan dengan materi yang dipresentasikan oleh mahasiswa.
Langgur, suaradamai.com – Ada yang baru dari Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant). Kampus biru itu terus berinovasi dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan. Kali ini, Program Studi (Prodi) Bioteknologi Polikant menjadikan masyarakat sebagai penguji pada ujian akhir mahasiswa.
Dalam upaya meningkatkan dan mengukur kualitas lulusan, cara tersebut bukan satu-satunya. Polikant punya banyak cara. Tetapi, menjadikan masyarakat sebagai penguji merupakan sesuatu yang baru di Polikant.
Dalam ujian akhir tahun ajaran ini, mahasiswa Prodi Bioteknologi Polikant meneliti tentang Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) dan jamu bagi ibu pasca melahirkan.
Ada sekitar enam mahasiswa yang terlibat dalam penelitian tersebut. Mereka memanfaatkan pangan lokal seperti enbal (singkong), sagu, ikan, dan kerang masngur (Meretrix sp.) untuk membuat MPASI berupa biskuit. Kemudian, menggunakan daun mengkudu dan serai untuk membuat jamu.
Hasil penelitian ini kemudian diuji oleh masyarakat, dalam hal ini tenaga kesehatan (Nakes) di enam Puskesmas yang tersebar di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara (Malra).
Pengujian terhadap mahasiswa dilakukan dalam dua tahap. Tahap promosi dan tahap akhir. Pada tahap promosi, mahasiswa memperkenalkan produk MPASI dan jamu kepada Nakes, tentang komposisi produk, cara pembuatan, dan cara penyajian.
Sebagai penguji, para Nakes akan menilai kemampuan mahasiswa dalam melakukan promosi. Komponen penilaian berupa kejelasan penjelasan, kejelasan menjawab, sistematika penjelasan, penggunaan waktu, dan penggunaan bahasa.
Selain itu, para Nakes juga diberi kesempatan menilai produk MPASI dan jamu. Adapun komponen penilaian berupa warna, aroma, tekstur, dan rasa dari produk tersebut.
Setelah ujian tahap promosi. Mahasiswa akan melaksanakan ujian tahap akhir. Pada tahap ini, mereka akan memaparkan tentang kandungan nutrisi yang terkandung dalam masing-masing produk.
Lagi-lagi, para Nakes yang akan menilai kualitas mahasiswa dalam menjelaskan hasil penelitiannya dan kualitas produk yang dihasilkan.
Untuk diketahui, Prodi Bioteknologi Polikant bekerja sama dengan enam Puskesmas dalam kegiatan ini. Puskesmas tersebut terdiri atas tiga Puskesmas di Tual (Puskesmas Tual, Puskesmas Un, dan Puskesmas Fiditan) dan tiga Puskesmas di Maluku Tenggara (Puskesmas Debut, Puskesmas Kolser, dan Puskesmas Ohoijang). Ujian telah dimulai sejak Kamis, 9 November lalu.
Bagi Dosen Prodi Bioteknologi Polikant, Dr. Celcius Waran, M.Si, menjadikan masyarakat sebagai penguji merupakan cara yang lebih tepat. Sebab, pada akhirnya masyarakat yang akan menggunakan dan merasakan dampak.
Ia menegaskan bahwa pemilihan penguji juga tidak asal-asalan. Penguji harus berhubungan dengan materi yang dipresentasikan oleh mahasiswa. Sehingga dapat memberi nilai yang objektif.
“Mereka (mahasiswa) ujian akhir di masyarakat. Pengguna yang menilai apakah mereka layak atau tidak diluluskan dengan hasil yang mereka dapat. Kita memilih tenaga medis karena mereka tiap saat berhubungan dengan hal ini (MPASI dan ibu hamil),” jelas Dr. Waran.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: