Mahasiswa Polikant Perkenalkan Produk MPASI dan Jamu bagi Ibu Melahirkan kepada Nakes

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) buatan mahasiswa Polikant, menggunakan bahan pangan lokal seperti enbal (singkong), sagu, ikan, dan kerang ‘masngur’.


Langgur, suaradamai.com – Mahasiswa semester akhir Program Studi (Prodi) Bioteknologi Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) membuat Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI) bagi anak dan jamu bagi ibu pasca melahirkan.

Hal tersebut merupakan upaya mendukung program pemerintah dalam rangka mencegah stunting atau gangguan pertumbuhan pada anak akibat kekurangan asupan gizi.

Pembuatan MPASI dan jamu bagi ibu ini juga merupakan bagian dari tugas akhir enam mahasiswa tersebut.

Mereka membuat MPASI menggunakan bahan pangan lokal seperti enbal (singkong), sagu, ikan, dan kerang ‘masngur’ (Meretrix sp.). Kemudian jamu untuk ibu pasca melahirkan menggunakan daun serai dan mengkudu.

Bahan-bahan tersebut diformulasikan secara khusus dan dijadikan makanan berupa biskuit bagi anak. Ada tiga jenis biskuit, yakni campuran tepung enbal dan tepung ikan, campuran tepung enbal dan tepung kerang masngur, serta campuran tepung sagu dan tepung ikan.

Sementara mengkudu dan serai dijadikan jamu. Jamu ini dipercayai dapat mengurangi rasa sakit, menyembuhkan luka, dan menurunkan sel darah putih pada ibu pasca melahirkan.

Seluruh tahapan kegaitan diawali dengan pembuatan MPASI berupa biskuit dan jamu di Laboratorium Bioteknologi Kampus Polikant.

Makanan dan minuman bagi anak dan ibu yang sudah jadi kemudian diperkenalkan kepada masyarakat. Tahap perkenalan ini disebut sebagai tahap promosi.

Pada tahap promosi, mahasiswa Prodi Bioteknologi Polikant didampingi oleh dua dosen pembimbing, yakni Dosen Pembimbing I Dr. Celcius Waran, M.Si dan Dosen Pembimbing II D. Irwan Latar, S.Pi, M.Si.

Mereka menyasar tenaga kesehatan (Nakes) di enam Puskesmas di Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara. Sasaran promosi kepada Nakes lantaran mereka yang selalu berhubungan dengan masalah stunting.

Tahap promosi dimulai di Puskesmas Tual, pada Kamis (9/11/2023). Pada tahap ini, mahasiswa memperkenalkan produknya dan dinilai oleh para tenaga kesehatan.

Adapun penilaian ujian promosi ini berupa kejelasan penjelasan, kejelasan menjawab, sistematika penjelasan, penggunaan waktu, dan penggunaan bahasa. Selain itu, para nakes juga diberikan kesempatan melakukan uji organoleptik terhadap produk biskuit, berupa warna, aroma, tekstur, dan rasa produk.

Para tenaga kesehatan memberikan nilai berupa skoring dengan standar nilai 1-5 atau sangat tidak suka hingga sangat suka. Nilai dari tenaga kesehatan inilah yang kemudian digunakan oleh dosen untuk menentukan apakah mahasiswa bisa lulus atau tidak.

Selain ujian tahap promosi. Mahasiswa akan kembali lagi menyampaikan hasil uji laboratorium tentang kandungan nutrisi masing-masing produk tersebut. Pada tahap ini, juga akan melibatkan tenaga kesehatan sebagai penguji.

“Kalau sebelumnya, kita (dosen) kasih ujian akhir di kampus. Kali ini kita kasih ujian akhir di masyarakat. Pengguna yang menilai mahasiswa itu layak atau tidak diluluskan. Ini baru pernah dibuat di Polikant,” ungkap Dosen Pembimbing I Dr. Celcius Waran.

Editor: Labes Remetwa


Baca juga:

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU