Momen peringatan 17 Agustus di Maluku Tenggara kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya: kurang kegiatan hingga persiapan yang kurang baik bisa jadi alasan.
Langgur, suaradamai.com – Momen peringatan 17 Agustus di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kurangnya kegiatan hingga persiapan yang kurang baik bisa jadi alasan.
Sesuai rundown yang dirilis Pemkab Malra, kegiatan yang dilaksanakan tahun ini hanya berupa agenda wajib. Adapun kegiatan tersebut yakni Gerakan Nasional Pembagian 10 Juta Bendera Merah Putih.
Kemudian, Gladi Kotor Pengukuhan Paskibra dan Upacara Detik-Detik Proklamasi; Gladi Bersih Pengukuhan Paskibra dan Upacara Detik-Detik Proklamasi; pengukuhan Paskibra, Upacara Taptu; Renungan Suci.
Selanjutnya Upacara Detik-Detik Proklamasi; Upacara Ziarah; dan Upacara Penurunan Bendera Merah Putih.
Sementara tahun-tahun sebelumnya, ada banyak kegiatan tambahan untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Sebut saja gerak jalan indah dengan berbagai kategori, juga ada kirab kebangsaan, dan seterusnya.
Gladi Kotor: Molor dan Kurang Persiapan
Pelaksanaan peringatan HUT yang terkesan biasa-biasa juga tampak pada saat kegiatan kedua yang dirancang oleh Pemkab Malra, yakni Gladi Kotor Upacara Detik-Detik Proklamasi di Lapangan Upacara Kantor Bupati setempat, Selasa (13/8/2024).
Pemkab Malra awalnya merencanakan gladi kotor mulai pada pukul 08.00 WIT. Namun kegiatan molor, hingga baru dapat dilaksanakan pada pukul 09.40 WIT. Hal itu dikarenakan keterlambatan pemasangan sound system.
Kapolres Maluku Tenggara AKBP Frans Duma yang hadir tepat waktu, akhirnya pulang karena kegiatan belum mulai. Ia baru kembali setelah kegiatan sudah berlangsung beberapa saat.
Terlihat juga ketika latihan, pada barisan yang harusnya diisi siswa-siswi, diisi sementara oleh anggota Polri dan Satpol PP. Menurut informasi yang diterima, hal itu juga disebabkan karena keterlambatan pembagian undangan kepada perwakilan peserta.
Kekurangan yang ada pada saat gladi kotor diperparah lagi dengan mic yang digunakan komandan upacara dan inspektur uapcara tidak berfungsi dengan baik.
Beruntung, penampilan memukau dari calon anggota Paskibra bisa sedikit menutup kekurangan yang ada.
Sebagai informasi, kegiatan gladi kotor ini merupakan persiapan awal latihan secara keseluruhan, tetapi tidak terperinci. Hasil gladi kotor ini akan dievaluasi untuk perbaikan sebelum gladi bersih.
Editor: Labes Remetwa