Jumlah guru PNS dan PPPK masih di bawah 50 persen dari total kebutuhan guru. Sisanya dipenuhi dengan guru kontrak yang berjumlah kurang lebih 600 orang.
Tual, suaradamai.com – Pemerintah Kota Tual baru saja menggelar peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada Jumat 13 Mei 2022 di Lapangan Lodar El. Peringatan Hardiknas tahun ini lewat 11 hari karena 2 Mei bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriyah/2022 Masehi.
Pada peringatan Hardiknas ini, Suaradamai.com berkesempatan mewawancarai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tual Mudatsir Tamher sekilas tentang kondisi pendidikan Kota Tual. Setidaknya ada tiga hal yang ditanyakan, yakni tentang jumlah guru, kurikulum merdeka belajar, dan muatan lokal.
Jumlah guru terpenuhi
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tual Mudatsir Tamher mengatakan kondisi guru di Kota Tual secara kuantitas sudah terpenuhi.
Dari sekitar kebutuhan 1000an guru yang dibutuhkan, jumlah guru yang PNS dan PPPK hampir mencapai 50 persen. Sisanya dipenuhi oleh guru kontrak.
“Pemkot Tual saat ini sudah menyediakan anggaran untuk mengangkat cukup banyak guru kontrak. Sekitar 500 lebih, hampir 600 guru yang diangkat,” ungkap Tamher.
Para guru PNS, PPPK, dan kontrak itu tersebar di sekitar 100an PAUD, 15 Taman Kanak-Kanak (TK), 51 SD Negeri/Swasta, 23 SMP Negeri/Swasta. “Di luar Madrasah Ibtidayah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs),” sebut Tamher.
Tamher harap, para guru kontrak ini bisa lolos menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Semester baru terapkan kurikulum merdeka belajar
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tual Mudatsir Tamher yakin sekolah-sekolah di Bumi Maren sudah dapat menerapkan kurikulum merdeka belajar, pada tahun ajaran baru nanti. Pemkot Tual, kata Tamher, sementara melakukan persiapan, tahap sosialisasi.
Menurut Tamher, hampir semua menyatakan siap menerapkan kurikulum merdeka belajar. “Minus lima sekolah karena mereka terlambat informasi. Ada tiga SD dan dua SMP. Selain itu, TK, SD, SMP lain sudah siap,” kata Tamher.
Tamher menambahkan, pihanya juga sedang berusaha memenuhi fasilitas penunjang kurikulum merdeka belajar. “Paling tidak dari sana pra sarana sekolah, gedung kita perbaiki, laptop dan pendukung lainnya kita usahakan untuk penuhi,” sebut Tamher.
Selain itu, ia juga meminta para guru meningkatkan kualitas dirinya. Minimal lolos menjadi guru penggerak. Hingga kini, Pemkot Tual telah memiliki sekitar 100 lebih pengajar praktek dan guru penggerak, yang tersebar di TK, SD, dan SMP.
Episode Ketiga Muatan lokal
Tamher mengaku, sebelum muncul program revitalisasi budaya dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), Kota Tual sudah duluan membuat program serupa melalui penerapan muatan lokal di sekolah-sekolah.
“Kita melihat bukan hanya soal kuliner, tetapi bahasa, budaya kita,” ungkap Tamher menjelaskan kurikulum muatan lokal di Tual.
Menurut Tamher, Pemkot telah menyusun kurikulum muatan lokal yang sudah berjalan dua episode/semester, dan sekarang memasuki episode ketiga.
“Setiap enam bulan kita tingkatkan (kurikulumnya),” kata Tamher.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: