Prakon menambahkan, dua masalah tersebut telah ia tindaklanjuti ke pemerintah daerah, dalam hal ini dinas terkait hingga Bupati dan Wakil Bupati.
Dobo, suaradamai.com – Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Aru Ahmad Kabir Prakon, menemui sejumlah masalah klasik di bidang pendidikan dan kesehatan ketika melaksanakan reses pada sidang pertama tahun ini.
Prakon turun ke konstituennya di tujuh titik, di antaranya dua titik di Pulau Wamar dan lima titik di desa-desa pesisir dan dusun.
Kepada suaradamai.com di ruang kerjanya, Senin (16/6/2025), Prakon menyebut dua masalah klasik namun serius yang ia temui di lapangan, yakni ketersediaan tenaga guru dan tenaga kesehatan (nakes).
“Pendidikan di sana juga bagus sebenarnya. Cuma ada beberapa kendala yang kelihatannya miris. Yang bagus itu dalam arti masyarakatnya antusias. Ternyata dalam tanda kutip ya, mereka (para guru) kurang didukung,” ungkap Prakon.
Poitisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menerangkan, tidak-adanya fasilitas seperti rumah guru membuat para guru tidak betah di tempat tugas. Akhirnya siswa yang menjadi korban sebab tidak mendapat pendidikan yang layak.
Prakon berpendapat, para guru ini sejatinya harus difasilitasi rumah guru.
“Tempat tinggal untuk guru-guru kan kurang. Sehingga kadang-kadang mereka tatkala tinggal di rumah masyarakat, namanya kita tinggal di orang kan kadang betah, kadang ga betah. Akhirnya mereka pulang. Sehingga kadang-kadang mereka pulang itu mereka lama-lama di kota, kadang dua, tiga, empat bulan. Sehingga menjadi kendala bagi anak-anak yang belajar di sana,” jelas Prakon.
Masalah yang kedua ada di sektor kesehatan. Lagi-lagi ketersediaan tenaga kesehatan alias nakes juga menjadi soal. Bedanya, nakes yang ditugaskan ke sana tidak turun ke lapangan.
“Kesehatan juga di sana, sangat miris juga karena tenaga-tenaga kesehatan itu kurang berada di tempat begitu. Kami sudah beberapa kali ketemu dengan dinas setempat, Dinas Kesehatan. Kemudian kami di Komisi III pernah panggil juga, jawabannya sama. Kalau SK penempatannya mereka sudah begitu. Cuma orangnya tidak turun ke lapangan,” jelas Prakon.
Prakon mengaku tidak mau berprasangka buruk. Namun, ia anggap masalah ini harus menjadi evaluasi bagi semua pihak.
Di sisi lain, nakes yang sudah diberi amanah oleh pemerintah, diharapkan harus turun ke lapangan.
Prakon menambahkan, dua masalah tersebut telah ia tindaklanjuti ke pemerintah daerah, dalam hal ini dinas terkait hingga Bupati dan Wakil Bupati.
Pemerintah daerah, kata Prakon, memberikan respon positif untuk menjawab dua masalah tersebut. Khusus untuk masalah ketersediaan tenaga guru sementara ini sudah ditangani.
“Kemudian kemarin saya sudah menyampaikan Dinas Pendidikan dan alhamdulillah jawaban dari pada Dinas Pendidikan, bahwasannya kan kemarin kendalanya mereka guru-guru yang dititipkan di yayasan sehingga mereka semua ditarik. Ternyata kemarin saya dapat informasi dari dinas setempat bahwasanya nanti mereka harus memenuhi guru-guru dari dinas pendidikan itu bisa mengajar di yayasan, yang penting mereka memenuhi beberapa syarat dan alhamdulillah sudah dipindahkan,” ungkap Prakon.
Editor: Labes Remetwa
KOMENTAR TERBARU