Langgur, suaradamai.com – Kurangnya kesadaran masyarakat Maluku Tenggara terhadap kebersihan lingkungan khususnya dalam hal membuang sampah secara sembarangan telah menggerakan hari nurani para relawan yang tergabung dalam komunitas Trash Hero Kepulauan Kei untuk melakukan kegiatan pungut dan buang sampah.
Komunitas Trash Hero Kepulauan Kei yang baru saja didirikan dan bernaung di bawah komunitas dunia Trash Hero yang berbasis di Swiss ini merupakan sebuah organisasi yang mempunyai visi misi terhadap kepedulian kebersihan dan kenyamanan lingkungan.
Dilatarbelakangi oleh visi misi inilah, komunitas Trash Hero Kepulauan Kei ingin menjadikan Kepulauan Kei sebagai daerah bebas sampah dan lebih dari pada itu, kecintaan terhadap sejuta keindahan Kei, menjadi ideologi dari setiap aksi yang telah dan akan dilakukan komunitas ini sepanjang Kepulauan Kei masih belum bebas dari sampah.
Karena latar belakang itu pula lah, aksi Trash Hero Kepulaun Kei yang sudah dilaksanakan sebanyak enam kali, sejak munculnya komunitas ini di Maluku Tenggara sampai dengan pada hari Minggu (12/5/19) ini, telah mendapat dukungan dan perhatian positif dari sejumlah kalangan masyarakat Kei, baik dari yang tua, muda bahkan sampai anak kecil sekalipun ikut terlibat dalam aksi peduli lingkungan ini.
Ketua Komunitas Trash Hero Kepulauan Kei, Ronal Reyaan saat dihubungi media ini melalui telepon seluler pada Minggu (12/5/19) malam mengatakan, dari kegiatan pertama hingga hari ini, antusias dan partisipasi teman-teman relawan semakin bertambah dan untuk hari ini sudah kurang lebih 66 orang relawan yang ikut dalam aksi ini dan dari ke 66 orang ini, 60 orang diantaranya adalah orang dewasa dan 6 lainnya adalah anak-anak. Menurutnya, pada awalnya komunitas ini hanya beranggotakan 10 orang relawan dewasa ditambah 3 anak kecil.
“Teman-teman relawan yang bergabung dengan Trash Hero ini sangat merasa senang karena ini merupakan salah satu kegiatan demi menjaga daerah kita dari potensi dampak sampah plastik yang sekarang ini kita lihat sangat banyak di jalan-jalan dan di tempat-tempat wisata. Selain itu juga, rasa ini karena dengan ini kita akan menjaga bumi Nuhu Evav ini dari kebersihan,” ungkap Reyaan
Reyaan menjelaskan, pada awalnya mereka tidak mengalami kendala apapun setiap melakukan kegiatan atau aksi. Namun seiring dengan bertambahnya para relawan, ia mengaku mulai muncul sejumlah kendala. “Untuk saat ini kami terhambat dengan masalah transportasi tetapi beberapa hari yang lalu kami telah bertemu dengan pihak Dinas Perhubungan untuk minta dukungan transportasi dan untuk kegiatan aksi hari ini, kami difasilitasi oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Maluku Tenggara dengan menyumbangkan dua Bus,”ungkapnya.
Kendati demikian, di sisi lain Reyaan akui pula bahwa selama ini juga masyarakat telah banyak mendukung dan membantu tim relawan Trash Hero Kepulauan Kei dalam hal ikut menyumbangkan makanan dan minuman. Dukungan tersebut, menurutnya, turut memicu semangat para relawan untuk terus bergerak dan beraksi mengatasi permasalahan sampah yang ada di daerah ini.
Reyaan mengklaim bahwa Trash Hero Kepulauan Kei sudah mengumpulkan sebanyak 1.700 kg sampah plastik selama enam kali melaksanakan aksi. Kendati demikian, dikatakannya bahwa Trash Hero Kepulauan Kei sendiri memang belum punya tempat untuk mengolah sampah-sampah plastik ini tetapi sampah-sampah plastik yang dikumpulkan tim relawan ini akan diangkut dan dibawa oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup ke tempat penampungan dan pengolahan sampah di Ohoi Iso, Kecamatan Kei Kecil Timur.
Lebih lanjut Reyaan menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Maluku Tenggara untuk sebisanya mempercepat Perda tentang penanganan sampah. “Namun, apabila belum sempat, maka kami sangat berharap agar Pemerintah Daerah membuat instruksi Bupati untuk OKPD di Ohoi dan masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama sampah plastik,” ujarnya. Baginya, harapan kepada Pemkab Malra ini tidaklah berlebihan mengingat keberadaan sampah plastik yang sampai saat ini sudah mencapai ribuan kilogram tentu sangat dikhawatirkan dampaknya bagi kesehatan masyarakat dan terutama bagi generasi selanjutnya.
“Mengingat saat ini juga sampah plastik telah menjadi isu global dan di samping itu sampah plastik ini dapat berdampak pada timbulnya penyakit stunting pada generasi berikutnya, maka kami berharap juga kepada seluruh masyarakat yang ada di daerah ini agar dapat membuang sampah, khusunya sampah plastik pada tempatnya. Kalau sampah-sampah bekas makanan atau buah-buahan tidak apa-apa dibuang di pinggir rumah, karena itu dapat dibuat menjadi kompos, tetapi yang kami harapkan itu menyangkut sampah plastik, karena plastik ini tidak dapat terurai dan akan berdampak buruk pada generasi berikutnya,” tutupnya. (gerryngamel/nickleuw)