Walikota Tual Tegaskan Kejadian di Tual Murni Bukan Isu Sara

“Kita akan menghubungi aparat penegak hukum yakni aparat TNI-polri untuk menangkap pelakunya,”ungkap Walikota.


Ambon, Suaradamai.com – Walikota Tual Adam Rahayaan menegaskan bahwa Kejadian di Tual adalah kejadian murni kriminal ada beberapa orang saja jadi ini bukan masalah agama bukan masalah sarah bukan juga masalah primordialisme atau Perang antar suku itu tidak ada.

“Jadi beberapa kali kejadian sebelumnya, saya sudah mediasi dan sudah kita selesaikan bikin perdamaian resmi di pendopo beberapa rumah. kita identifikasi dan itu akan dibiayai oleh APBD. rusak ringan, sedang, berat semuanya kita tanggung. termasuk kedua belah pihak yang pelaku yang ditangkap polisi kita sudah bikin damai dan pelakunya dan lepas,”tegas Walikota.

Walikota mengungkapkan orang yang sama malah melakukan masalah yang sama, seharusnya kalau dua orang sedang mengalami permasalahan, mereka berdua saja yang menyelesaikan masalahnya sendiri. Bukan sampai kelompok-kelompok atau kompleks jangan ikut terbawa atau ikut terprovokasi.

“Kita akan menghubungi aparat penegak hukum yakni aparat TNI-polri untuk menangkap pelakunya,”ungkapnya.

Adam juga menjelaskan masalah yang dimiliki dua orang, tapi justru merembes sampai kompleks ikut-ikutan nama kompleks terbawa-bawa dan jadinya sekarang sudah melebar.

“Dari permasalahan kedua orang ini, menimbulkan bakar-bakar rumah masyarakat, bakar lagi ruko yang dibangun oleh pemerintah daerah untuk UMKM-nya di dekat bundaran taman kota dibakar. Mereka tidak pernah berpikir bahwa yang mereka bakar itu adalah orang-orang yang menyambung hidup dan tidak memiliki salah ikut menjadi korban,”jelasnya.

Menurut Adam, mereka sudah punya filsafat falsafah yakni “Aini Aini Ai”, falsafah ini hanya sekedar terukir di bibir tapi tidak dipraktekkan dalam kehidupan kesehariannya.

“Jadi saya ingin tegaskan sekali lagi itu bukan masalah agama atau suku,”tegasnya.

Sementara ini, masyarakat ada yang mengungsi ke Langgur dan ke tempat lainnya. Pasar juga saat ini terlihat sepi, ASN juga tidak masuk kantor. Hal ini membuat publik yaitu pihak luar l, seolah-oleh ini turut bergabung padahal bukan.

Selain itu, Walikota juga menceritakan kronologis awal mulanya permasalahan ini terjadi. Awalnya itu ada oknum pemabuk datang belanja di dekat taman pada malam hari, ada juga keramaian di sekitar situ.

Kemudian, lanjut Walikota, lalu oknum yang mabuk tersebut tidak mau membayar harga rokok yang dibeli. Selanjutnya pemilik toko pun datang dan menagih uang rokok dan disitulah terkadi pemukulan terhadap korban penjual tersebut.

Karena korban penjual tersebut tidak terima dipukuli, korban melapor kepada keluarganya sehingga keluarganya geram dan marah tidak terima. Akhirnya keluarga korban penjual datang dengan keluarganya menggunakan 4 motor berboncengan.

Maksud kedatangan mereka hanyalah mencari pelakupemukulan tadi, namun belum menemukan pelakunya justru mereka sudah dihadang oleh warga kompleks di tersebut. Hal ini yang menyebabkan masalahnya terjadi sehingga mereka lari meninggalkan motornya.

Kemudian, datanglah mereka lagi tetapi dengan jumlah yang banyak dengan niat mau mengambil motor, dan hendak mau mengambil moto, mereka melihat ternyata motornya sudah dirusakin oleh penduduk setempat. Hal inilah yang menjadi puncak masalahnya.

Kejadian tadi malam itu juga ada panah yang sempat mengenai seorang bapak warga Banda
Ely yang hendak sedang berdiri bercerita bersama teman yang motornya sudah dicopot nomor platnya.

Namun, ternyata sudah ada aktornya untuk melacak atau mentarget orang-orang tertentu, maka usai melakukan pemanahan oknum melarikan diri.

Sampai saat ini, panah tersebut masih tertancap di kepala bagian belakang korban sampai sekarang dan panah hingga sekarang belum bisa dicopot. Kemungkinan rujukan pasti akan dirujuk ke Ambon untuk melakukan penanganan yang lebih lanjut.

“Saya berharap mudah-mudah masyarakat dapat mengerti dan memahami bahwa masalah ini kriminal murni. Masalah ini terjadi akibat salah seorang oknum yang menyebar luaskan masalah sampai melebar sehingga orang akan berpikir bahwa ini adalah masalah Agama atau masalah suku dan lain-lainnya,”harap walikota.

Walikota Tual juga menambahkan untuk kejadian pertama pelaku sudah di tangkap, kemudian masalah yang kepala terkena panah membuat keluarganya menjadi marah. Lalu datanglah keluarganya dengan jumlah yang banyak, hingga melibatkan kompleks-kompleks terdekat untuk menyerang kompleks Iyerler.

Hal ini menjadi masalah lagi, karena mereka tidak mengetahui siapa oknum pemanahan yang terjadi di kompleks Iyerler. Sehingga mereka menyerang Iyerler dan kemudian Iyeler geram hingga melampiaskan ke ruko dekat taman kota.

“Jadi kita memberikan kesempatan kepada aparatur TNI-POLRI, untuk menyelidiki kejadian tadi malam dengan baik-baik dan teliti. Agar jangan sampai salah menangkap pelaku dan menjadi masalah lain lagi,”harap walikota tual lagi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU