Selain menyalurkan buku dengan mobil cerdas dan mobil pintar, DKPD Malra juga mendirikan perpustakaan mini.
Langgur, suaradamai.com – Bupati dan Wakil Bupati Maluku Tenggara memiliki visi yakni terwujudnya masyarakat mandiri, cerdas, demokratis dan berkeadilan.
Salah satu instansi yang bertugas untuk mendukung visi “terwujudnya masyarakat cerdas” adalah Dinas Kearsipan dan Perpustakan Daerah (DKPD) melalui penyediaan dan penyaluran buku-buku bacaan.
Dalam upaya menyediakan dan menyalurkan buku bacaan bagi masyarakat, Kepala DKPD Malra Abdul Hamid Rumra mengatakan, pihaknya memiliki 2 unit mobil cerdas (manual dan IT) dan 1 motor pintar (Mopin) bantuan dari perpustakaan nasional yang siap beroperasi.
Waktu operasi perpustakaan jalan itu dalam sebulan 14 hari operasi. Terdapat 3 petugas yang menjalankan perpustakaan tersebut. Sayangnya, sejak covid-19 melanda dan adanya larangan berkumpul, mobil cerdas dan mopin belum bisa beroperasi saat ini.
Biaya operasional yang dipotong akibat refokusing kegiatan dan realokasi anggaran, juga menjadi salah satu penyebab tidak berjalannya perpustakaan berjalan itu.
Abdul menambahkan, kedepan pada saat kondisi sudah membaik, mobil cerdas dan mopin juga akan diarahkan menuju Kei Besar. “Jangan hanya Kei Kecil. Kami juga berupaya agar di Kei Besar bisa dijangkau masyarakat,” ujar Abdul kepada reporter suaradamai.com di ruang kerjanya, Rabu (11/11/2020).
Upaya DKPD Malra mendukung visi Bupati dan Wakil Bupati bukan hanya sampai di situ, DKPD Malra juga telah mendirikan perpustakaan mini atau outlet buku bacaan di beberapa tempat, yakni RSUD Karel Sadsuitubun, Bank Modern Express, dan di Puskesmas.
“Kita letakkan di rumah sakit, untuk mereka yang antri bisa sambil membaca dan itu bagus. Secara tidak disadari kita ciptakan budaya membaca, dan visi Bupati dapat tercapai dengan perlahan,” kata Abdul menjelaskan alasan perpustakaan ditempatkan di tempat ramai.
Penyaluran buku, kata Abdul, juga disalurkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tual.
Abdul mengaku, strategi tersebut mendapat respon yang baik dari masyarakat.
Ketika ditanyai tentang persaingan buku digital dan buku kertas di tengah perkembangan teknologi hari ini, Abdul mengaku persaingan itu tidak dapat dihindarkan. Namun, lanjut dia, saat ini masih banyak yang gemar membaca buku kertas.
Abdul mengatakan, di Maluku Tenggara khususnya, tidak semua orang memiliki Hp Android yang mana akan membutuhkan koneksi internet, dan ini merupakan kekurangan dari buku digital. “Untuk buku yang asli (kertas) bisa langung dibaca kapan dan di mana saja. Membaca juga nyaman karena tidak berbelit-belit perbesar atau geser layar,” jelasnya.
Untuk diketahui, bangunan baru Dinas Kearsipan dan Perpustakan Daerah Malra direncanakan rampung pada bulan Februari tahun depan. Diharapkan gedung baru itu dapat menciptakan suasana yang mendukung bagi masyarakat untuk membaca.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: