Pemkot Tual akan bangun SPBU khusus untuk nelayan.
Tual, suaradamai.com – Pemerintah Kota Tual membentuk Tim Pengendali Bahan Bakar Minyak menyusul adanya keluhan masyarakat kesulitan mendapat BBM, upaya penimbunan minyak dan temuan rubuhnya gudang penyimpanan BBM ilegal di Wearhir baru-baru ini.
Tim tersebut, kata Wali Kota Tual Adam Rahayaan, terdiri atas TNI-Polri dan instansi terkait lainnya.
“Jadi semua pihak tadi kita sudah undang, selain pangkalan atau pengecer saja yang kita belum undang. Pihak Pertamina ada, SPBU, APMS,” jelas Wali Kota kepada wartawan usai rapat di ruang kerjanya, Jumat (28/8/2020).
Tim ini, lanjut Wali Kota, akan melakukan pengawasan mulai dari Depot Pertamina ke SPBU, APMS, sampai ke pengecer atau pangkalan.
SPBU khusus untuk nelayan
Wali Kota mengatakan, dalam rapat tersebut, juga disepakati adanya SPBU khusus untuk nelayan. Ini supaya nelayan tidak kesulitan mendapatkan BBM. “Itu sedang berproses di Pertamina,” tambah Wali Kota.
“Jadi nanti kajian untuk lokus atau spot dari pada (SPBU) para nelayan itu di mana. Dullah Utara di mana? Tayando di mana? Kur di mana? Supaya menjawab rentang kendali dalam hal membutuhkan BBM,” jelas Wali Kota.
BBM masih tersedia
Wali Kota mengatakan tidak ada kelangkaan BBM di Kota Tual. Yang terjadi adalah masalah teknis. “Misalnya tadi Pertamina menjawab bahwa SPBU di Un tidak memenuhi syarat. Sehingga penyalurannya terbatas … ril di lapangan itu ada dua pompa saja yang berfungsi. Satunya nganggur,” kata Wali Kota.
BBM subsidi maupun non subsidi, lanjut Wali Kota, selalu tersedia. Hanya jatah yang disalurkan ke SPBU Un itu dibatasi karena belum memenuhi syarat.
“Pihak Pertamina Tual tadi dalam rapat mengatakan SPBU di Saumlaki, Buruh, semua aman-aman saja,” kata Wali Kota. “Jadi ingat, Pertamina ini melayani beberapa daerah sampai ke Irian (Papua). Jadi yang sana (daerah lain) mati duluan karena BBM kan penyaluran dari sini (Tual) baru ke sana.”
Editor: Labes Remetwa