Kearifan lokal terbukti mampu membantu penyelesaian konflik 1999 di Kepulauan Kei.
Langgur, suaradamai.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Maluku bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara mengadakan dialog kebangsaan lintas agama. Dialog tersebut dilaksanakan di Aula Kantor Bupati Malra, Sabtu (17/10/2020).
Kegiatan dihadiri kurang lebih 65 orang antara lain Ketua MUI Provinsi Maluku Abdullah Latuapo, Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku A. J. S. Werisnussa, Sekretaris Keuskupan Amboina Ino Ngutra, Sekretaris MUI Maluku Abdul Manan Latuconsina, para asisten dan staf ahli Bupati Malra, pimpinan OPD Malra, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Kegiatan yang mengusung tema “merajut kebersamaan untuk kedamaian dan kesejahteraan umat” itu dibuka oleh Bupati Malra M. Taher Hanubun. Dalam sambutannya, Bupati Thaher mengatakan, momentum untuk membangkitkan kembali budaya dialog antar umat beragama dipercayai sebagai jalan menuju keharmonisan hidup antar umat beragama.
Pada kesempatan itu, Bupati juga merekomendasikan kearifan lokal sebagai penyerta dalam strategi membangun dialog antar umat beragama yang toleran.
“Saya menyampaikan hal ini, bukan tanpa alasan, karena saya sendiri sebagai saksi hidup, betapa kearifan lokal dapat dijadikan sebagai alternatif membangun komunikasi harmonis bagi umat beragama,” ujar Bupati.
Bupati mencontohkan penyelesaian konflik horisontal yang pernah melanda Kei, dapat diselesaikan melalui penyertaan kearifan lokal dalam membangun dialog antar umat beragama, sehingga konflik 1999 itu dapat diselesaikan hanya dalam kurun waktu 3 bulan.
Editor: Labes Remetwa
“Merajut kebersamaan untuk kedamaian dan kesejahteraan umat”
Baca juga: