Lewat Dana Aspirasi AT, Sistem Hidroponik Jadi Bisnis Pertanian Milenial di Malra

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

“Saya optimis, hidroponik menjadi satu dari jawaban, bahwa Maluku Tenggara sudah siap menjadi penyangga untuk mensuport sayur. Bahkan ketika blok Masela dibuka,” kata Koordinator Aspirasi Abdullah Tuasikal (AT) untuk Maluku Tenggara dan Kota Tual, Antonius Watratan.


Langgur, suaradamai.com – Koordinator Aspirasi Abdullah Tuasikal (AT) untuk Maluku Tenggara dan Kota Tual, Antonius Watratan, mengatakan bahwa mayoritas penerima dana aspirasi Anggota DPR RI Abdullah Tuasikal, berasal dari kalangan milenial.

Watratan dalam penyaluran aspirasi AT, merangkul para petani milenial. Tercatat, sebanyak 28 green house yang tersebar di Kecamatan Manyeuw maupun di Kecamatan Kei Kecil yang dikelola oleh milenial.

“Hampir 80 persen lebih pengelola hidroponik dari aspirasi Abdullah Tuasikal adalah kaum milenial. Karena teknologi yang kami terapkan ini lebih cocok bagi anak muda, dan ibu-ibu. Mereka seperti main-main dengan laboratorium,” kata Watratan kepada jurnalis Suaradamai.com, beberapa waktu lalu.

Watratan mengaku, pihaknya terus memberikan pembinaan kepada petani milenial dengan skema pola tanam yang terstruktur serta edukasi rutin, sebagai upaya pengembangan pertanian berkelanjutan.

“Sebagai koordinator aspirasi, Kami tidak hanya melepaskan fasilitas aspirasi. Tetapi secara kontinuitas kami melakukan pendampingan sampai pada pasca panen, hingga pemasaran,” tandas Watratan.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pengembangan SDM pertanian yang lebih maju, mandiri, dan modern. Karena hal tersebut merupakan salah satu tantangan terbesar dalam menciptakan ekosistem pangan.

“Hasil verifikasi dinas pertanian bahwa target setiap petani pada setiap masa panen itu targetnya 3 sampai 6 juta. Khusus untuk petani cabe dan hidroponik. Dengan bangga saya katakan bahwa mereka telah mencapai terget dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Maluku Tenggara,” kata Watratan.

Tetapi target yang kedua, kata dia, adalah kurang lebih 50 persen petani yang menerima aspirasi dari program P2L sudah mandiri. Beberapa green house di Rumadian misalnya, sudah merenovasi green house menggunakan keuntungan dari hasil panennya. Itu, bagi Watratan, menjadi indikator keberhasilan pelaksanaan aspirasi di Malra.

Ia berharap pertanian hidroponik menjadi penopang utama atau menjadi solusi ketahanan pangan daerah Maluku Tenggara. 

“Saya optimis, hidroponik menjadi satu dari jawaban, bahwa Maluku Tenggara sudah siap menjadi penyangga untuk mensuport sayur. Bahkan ketika blok Masela dibuka,” pungkas Watratan.

Editor: Petter Letsoin


Baca juga:

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU