Formula tabir surya yang dikembangkan merupakan hasil kombinasi beberapa jenis rumput laut dan virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa murni.
Langgur, suaradamai.com – Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) tengah mengembangkan produk tabir surya (sunscreen) berbasis rumput laut lokal yang dinilai lebih aman untuk kulit dan ramah lingkungan.
Ketua Tim Peneliti, Dr. Cenny Putnarubun, S.Pd., M.Si., mengatakan bahwa riset ini bertujuan menghasilkan produk tabir surya berbahan dasar rumput laut yang aman digunakan oleh masyarakat.
“Banyak kosmetik sekarang itu menggunakan bahan berbahaya sehingga kita mau bagaimana mengedukasi orang supaya menggunakan produk lokal yang aman untuk kulit,” ujar Cenny kepada suaradamai.com di ruang kerjanya, Kamis (3/7/2025).
Penelitian ini melibatkan sejumlah dosen dan mahasiswa. Tim memilih rumput laut karena merupakan salah satu komoditas yang melimpah di Kepulauan Kei, Maluku.
“Kita potensinya itu rumput laut yang berlimpah, makanya lebih cenderung ke rumput laut,” jelas Cenny.
Formula tabir surya yang dikembangkan merupakan hasil kombinasi beberapa jenis rumput laut dan virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa murni.
Proses pengembangannya dimulai dari pengambilan sampel rumput laut dari perairan, pembersihan, preparasi, hingga proses ekstraksi dan pencampuran dengan formula khusus.
Tahapan selanjutnya meliputi pengujian karakteristik seperti fitositas, daya serap krim, pH, dan lain-lain.
Menurut Cenny, hasil uji menunjukkan bahwa semua kriteria untuk produk tabir surya telah terpenuhi.
“Semuanya memenuhi kriteria tabir surya atau skin care. Jadi kita sudah melakukan semua uji itu,” kata Cenny.
Saat ini, formula tabir surya tersebut telah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HKI).
Tahapan selanjutnya yang bakal dilakukan adalah uji klinis sebelum produk ini dapat dipasarkan secara luas.
“Tentunya kita membutuhkan banyak dana untuk melakukan uji klinis, untuk bagaimana produk itu layak digunakan bagi masyarakat,” tambah Cenny.
Jika uji klinis berhasil, Cenny berencana untuk mengkomersialkan produk tersebut dan memperkenalkannya sebagai alternatif lokal yang aman dan berbasis kekayaan hayati daerah.
Editor: Labes Remetwa