Alokasi Anggaran Hingga SPMI, Solusi Atasi Masalah Pendidikan Kota Tual

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Pemerintah Kota Tual terus berupaya mengatasi masalah pendidikan di Kota Tual.

Tual, suaradamai.comĀ – Permasalahan sektor pendidikan di Kota Tual seperti kurangnya tenaga pendidik berstatus Pegawai Negeri Sipil, rendahnya mutu pendidikan dan ketersediaan fasilitas penunjang lainnya hingga kini masih menjadi momok.

Wali Kota Tual Adam Rahayaan dalam sambutan tertulis yang disampaikan Wakil Wali Kota Usman Tamnge pada Seminar Practice Sekolah Model (SM) dan Sekolah Dasar Rujukan (SDR), Selasa (10/12/19), memastikan bahwa Pemerintah mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada.

Berdasarkan rasio kebutuhan guru PNS di Kota Tual, masih banyak sekolah yang mengalami kekurangan tenaga pendidik PNS antara lain Taman kanak kanak (TK) sebanyak 37 orang, Sekolah Dasar (SD) 342 orang dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 143 orang.

Menurut Wali Kota Rahayaan, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pendidikan di sekolah-sekolah. Lantas, untuk memenuhi rasio guru, Pemkot Tual sejak tahun 2013 hingga 2019 telah mengangkat 407 guru honorer daerah.

Di sisi lain, untuk mengatasi permasalahan mutu dan sarana prasarana pendidikan, Pemerintah Kota Tual telah mengalokasikan anggaran pendidikan tahun 2020 melalui APBD sebesar 20%.

Capaian anggaran 20% ini sesuai dengan amanat Undang-Undang, jika dibandingkan dengan anggaran tahun 2019 yang hanya baru berada pada kisaran 17%.

“Pemerintah daerah menaruh perhatian besar pada bidang pendidikan. Hal ini dilihat dari terus meningkatnya anggaran pembiayaan pendidikan dari tahun ke tahun. Dimana, pada tahun 2020 ini, anggaran pendidikan mencapai 20%,” jelas Wali Kota.

Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Mutu Pendidikan

Wali Kota Rahayaan menyatakan, sesuai hasil penelitian para ahli menunjukan bahwa salah satu faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah lemahnya kompetensi para guru dalam menggali potensi peserta didik. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki peserta didik.

“Kelemahan para pendidik kita adalah mereka kurang bahkan tidak pernah menggali masalah dan potensi peserta didiknya. Padahal pendidikan seharusnya memperhatikan kebutuhan anak, bukan malah memaksakan sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu,” ujarnya.

Selain itu, katanya, masalah yang turut mempengaruhi rendahnya mutu pendidikan adalah kemampuan guru untuk mengidentifikasi setiap permasalahan pendidikan tidak disertai tindakan-tindakan taktis dan praktis untuk mengatasi masalah yang dihadapi.

“Melalui seminar best practice sekolah model dan sekolah dasar rujukan ini, diharapkan dapat menghasilkan pengalaman-pengalaman terbaik untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan maupun tenaga pendidikan. Sehingga para guru mampu memperbaiki mutu pendidikan,” ucapnya.

Wali Kota mengingatkan kepada pimpinan sekolah yang akan mendapatkan kepercayaan LPMP Provinsi Maluku sebagai sekolah model dan sekolah dasar rujukan, kiranya mampu menunjukkan hasil terbaik dalam pelaksanaan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di sekolahnya. Sekaligus menjadi contoh bagi sekolah lain yang belum sempat mendapatkan kesempatan sebagai sekolah model dan sekolah dasar rujukan.

“Saya optimis jika semua guru telah memahami dengan baik permasalahan-permasalahan pendidikan dan cara-cara untuk mengatasinya, serta mengimplementasikannya dengan sebaik mungkin dalam proses pembelajaran, tentunya pelayanan pendidikan akan semakin bermutu yang pada gilirannya akan mampu mendongkrak mutu pendidikan di kota Tual,” tandas Wali Kota.Ā (gerryngamel/labesremetwa)

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU