Informasi yang beredar di medsos tentang kondisi satu keluarga yang terlantar di Lapangan Merdeka Ambon adalah keliru.
Ambon, suaradamai.com – Ketua Komisi II DPRD Provinsi Maluku Saudah Tuankotta Tethool membantah postingan yang beredar di media sosial Facebook, tentang tudingan terhadap anggota DPRD Maluku asal Kei tidak pernah memerhatikan warga Kei yang diisukan terlantar di Lapangan Merdeka (Lapmer) Ambon.
Untuk diketahui, pasangan suami istri Herman Stapilus Pattiasina dan Maria (Yati) Letsoin (asal Kei) serta kedua anaknya sebenarnya tidak terlantar. Karena terlambat kapal, keluarga yang berKTP Larat, Kabupaten Kepulauan Tanimbar itu akhirnya tertinggal di Kota Ambon dan mendiami salah satu kamar di Lapmer. Pilihan tinggal di Lapmer bukan tanpa alasan, mereka punya hubungan keluarga dengan salah satu pekerja di sana.
“Postingan dianggap salah. Mereka langsung memposting seakan-akan terjadi sesuatu hal yang di luar pikiran kita bahwa kami DPRD, pemerintah, tidak memperhatikan,” ujar Saudah kepada suaradamai.com, Kamis (28/5/2020).
Menurut Saudah, keluarga Herman sudah merasa nyaman tinggal di Lapmer. Saat ini mereka bantu menjaga jualan salah satu pedagang sambil menunggu kapal ke Larat. Bahwa pilihan tidur di atas tribun – di luar kamar – pada suatu malam, itu karena kamar bawah tanah yang mereka tumpangi terasa panas (pengkondisi udara mati).
Saudah menambahkan, pihaknya tetap akan memperhatikan keluarga Herman. “Kalau memang ibu Maria merasa nyaman di sini, kami akan tetap datang. Kalau ibu Maria tidak merasa nyaman, bisa ikut dan tinggal bersama saya. Tapi ibu Maria lebih memilih tinggal (di Lapmer) karena nyaman,” tutur Saudah.
Di tempat terpisah, Maria Pattiasina/Letsoin mengaku tidak merasa terganggu atau mengalami masalah selama tinggal di Ambon.
“Saya berterima kasih kepada ibu Saudah yang sudah datang melihat saya dan keluarga di sini. Saya meminta kepada Ibu Saudah untuk meminta pemerintah kabupaten (KKT) membuka jalur pelabuhan agar kami bisa kembali bertemu dengan keluarga di kampung halaman,” ungkapnya.
Terkait tudingan tentang penanganan dan pencegahan Covid-19, Saudah menegaskan bahwa DPRD Provinsi Maluku sejak awal ikut ikut berperan menekan penyebaran wabah virus corona. Menurutnya, jalan yang diambil oleh pemda di Tenggara Raya (Malra, Tual, Aru, KKT, dan MBD) dengan menutup sementara bandara dan pelabuhan dianggap baik, agar bisa lebih waspada.
“Saat ini saya mensyukuri bahwa di daerah kita Tenggara Raya belum ada yang positif, kita masih zona hijau,” tambahnya.
Audah mengajak masyarakat untuk ikut anjuran pemerintah. “Seperti kata Gubernur Maluku bahwa sama-sama memerangi dengan diam di rumah dan beraktifitas di rumah dan jaga jarak sebagainya dapat memutus mata rantai covid-19.”
Editor: Labes Remetwa
Yati Letsoin dan keluarga dalam keadaan baik. Mereka sedang berjualan sambil menanti kapal untuk pulang kampung.