Helm tersebut dibuat untuk sekali pakai saat kegiatan pencegahan dan penanganan virus corona di wilayah kerja Puskesmas Elat.
Elat, suaradamai.com – Pemerintah masih membuka keran ekspor Alat Pelindung Diri (APD). Padahal kebutuhan nasional juga masih tinggi. Hal inilah menjadi salah satu penyebab kelangkaan APD di dalam negeri.
Mengatasi kondisi tersebut, banyak pihak berinisiatif membuat APD secara mandiri. Puskesmas Elat termasuk salah satunya.
Puskesmas Elat memiliki 62 tenaga kerja, 31 di antaranya adalah PNS dan lainnya honorer. Tenaga kerja bahu membahu merakit APD secara mandiri. Terbuat dari Bando, plastik mika, dan double tip (perekat), helm pelindung wajah dari coronavirus disease (Covid-19) siap digunakan.
Kepala Puskesmas Elat Anton Ngutra mengatakan, helm tersebut dibuat untuk sekali pakai saat kegiatan pencegahan dan penanganan virus corona di wilayah kerjanya.
Tenaga kesehatan Puskesmas Elat juga memanfaatkan mantel hujan sebagai alat pelindung.
Anton mengaku, pihaknya sedang memesan APD dari luar daerah.
Penanganan pelaku perjalanan
Kendati mengalami kesulitan APD, pihak Puskesmas sukses membangun kerjasama yang baik dengan Koramil dan Polsek Elat dalam memantau keberadaan setiap pelaku perjalanan yang ada di masing-masing ohoi.
Dengan tibanya KM. Sabuk Nusantara 3 (tujuan Ambon-Elat) Rabu (15/4/2020), ada delapan pelaku perjalanan yang turun di Pelabuhan Elat – terdiri dari Wakol satu, Elat empat, Galunggung satu, Watmadir dua.
Pelaku perjalanan yang turun dari kapal langsung diperiksa oleh petugas kesehatan, anggota Koramil dan Polsek Elat. Selanjutnya diantar ke lokasi karantina mandiri.
Sebelumnya, sudah ada sejumlah pelaku perjalanan yang dinyatakan bebas dari karantina mandiri.
Sebagai informasi, pihak Kecamatan Kei Besar terkesan kurang proaktif – mereka tidak menyediakan fasilitas karantina bagi pelaku perjalanan dan jarang terlibat dalam pemantauan.
Saat dikonfirmasi, Camat mengaku tidak ada anggaran yang cukup untuk beroperasi.
Editor: Labes Remetwa
Puskesmas, Koramil dan Polsek Elat selalu aktif melaksanakan pemantauan pelaku perjalanan di ohoi-ohoi.