Polikant berupaya menjaga ketersediaan stok dan mengembangkan anggur laut (Kei: lat) di Letman sebagai salah satu daya tarik bagi pariwisata Yeer Teran Ratut (YTR).
Langgur, suaradamai.com – Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) mendukung penuh pengembangan pariwisata Yeer Teran Ratut (YTR) Ohoi/Desa Letman, Kei Kecil, Maluku Tenggara, Maluku.
Dukungan itu dilakukan melalui workshop dan berbagai pelatihan bagi masyarakat dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Ohoi Letman, Sabtu (5/11/2022).
Bekerja sama dengan pengelola YTR dan Dinas Pariwisata setempat, tim kolaborasi dosen dari lima Program Studi (Prodi) Kampus Biru itu membikin workshop kewirausahaan dan manajemen bisnis anggur laut (lat) skala kecil, pelatihan budidaya anggur laut, serta pelatihan pembuatan saos dan selai dari anggur laut.
Adapun tim dosen tersebut berasal dari Program Studi (Prodi) Teknologi Budidaya Perikanan (TBP), Manajemen Rekayasa Budidaya Laut (MRBL), Agribisnis Perikanan (AGP), Bioteknologi (Biotek), dan Teknologi Hasil Pengolahan (THP). Mereka adalah Dr. Nally Erbabley, S.Pi, M.Si (ketua tim), Dr. Simon Picaulima, S.Pi, M.Si , Dr. Cenny Putnarubun, S.Pd, M.Si, Dr. Linda L. Dangeubun, S.Pi, M.Si, D. M. Kelabora, S.Pi, M.Si, dan Anggeline Amahorseja, S.Pi, M.Si.
Selain itu, juga melibatkan mahasiswa dari lima Prodi tersebut. Keterlibatan mahasiswa ini juga merupakan salah satu tujuan program matching fund yang melibatkan perguruan tinggi dan industri. Dimana mahasiswa memanfaatkan kesempatan ini sebagai pembelajaran untuk meningkatkan kompetensinya di masing-masing bidang.
Ketua Tim Nally Erbabley menjelaskan, Letman merupakan salah satu penghasil anggur laut atau lat terbesar di Kepulauan Kei. Potensi inilah yang menurutnya perlu dikembangkan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat, sekaligus menjadi salah satu daya tarik bagi pariwisata ohoi tersebut.
Sehingga, ia menambahkan, Polikant tidak hanya berupaya menjaga ketersediaan stok anggur laut melalui budidaya, tetapi juga mendorong masyarakat setempat untuk mengolah lat menjadi olahan yang bernilai ekonomis tinggi.
Dengan demikian, kedepan, pemanfaatan lat tidak hanya berupa sayur/urapan seperti biasanya, tetapi juga berupa olahan lain seperti saos dan selai. Ini tentu juga menjadi daya tarik tersendiri bagi pariwisata Yeer Teran Ratut (YTR) Letman.
Gunakan metode budidaya yang baru
Menurut Nally, budidaya anggur laut atau lat jarang dilakukan atau bahkan tidak ada di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra). Padahal, permintaan lat di pasaran cukup tinggi namun tidak dibarengi dengan pengendalian stok di alam.
Menyadari kondisi ini, Polikant mengembangkan metode budidaya yang baru untuk anggur laut. Tujuannya untuk menjawab kebutuhan pasar sekaligus berupaya menjaga ketersediaannya di alam.
Adapun metode budidaya dimaksud adalah jaring kuadran. Metode inilah yang kemudian diajarkan dalam pelatihan tersebut kepada masyarakat setempat.
Metode ini menggunakan pipa paralon yang dibentuk persegi. Kemudian jaring, sebagai lapisan pertama, diikat membungkus persegi/kuadran itu. Setelah itu, bibit anggur laut diletakan di atas jaring dan kemudian ditutupi dengan lapisan kedua berupa anyaman bambu. Pada empat bagian sudut kuadran, diikatkan pemberat yang berfungsi menjaga kestabilan kuadran di dasar perairan.
Menurut Nally, metode ini sudah terbukti berhasil. Mereka telah melakukan percobaan sebelumnya, dimana dalam waktu singkat atau 20 hari, bibit yang sebelumnya berukuran 2-5 cm, dapat mencapai 27 cm (siap panen).
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: