Pengembangan obyek wisata baru ini merupakan tindaklanjut kerja sama antara Desa Wisata Ngilngof dengan Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant). Kegiatan PJBL dari Prodi AWB Polikant, menjadi momentum pembukaan obyek wisata Hoat Hawet.
Langgur, suaradamai.com – Desa Wisata Ngilngof dan Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) mengembangkan obyek wisata baru di antara Ohoi Ngilngof dan Ohoi Namar, Kecamatan Manyeuw, Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Maluku.
Pengembangan obyek wisata baru ini merupakan tindaklanjut kerja sama antara Desa Wisata Ngilngof dengan Polikant yang diteken di Hotel Aurelia Kimson, Langgur, pada 18 Desember lalu.
Obyek wisata baru ini merupakan satu dari 13 daya tarik wisata di Ngilngof, termasuk di antaranya adalah destinasi wisata andalan Maluku Tenggara, yakni pantai Ngurbloat.
Kali ini Ngilngof dan Polikant mengangkat konsep baru, yang diklaim merupakan yang pertama di Malra bahkan Provinsi Maluku, yaitu konsep eduwisata bahari. Tepatnya di Hoat Hawet atau Teluk Hawet. Secara lengkap, obyek wisata baru ini disebut dengan Eduwisata Hoat Hawet.
Eduwisata atau juga dikenal dengan anjangkarya merupakan suatu kegiatan perjalanan rekreasi atau liburan yang dikemas bersama dengan berbagai aktivitas pendidikan.
Hoat Hawet sendiri menyajikan panorama alam yang unik. Memiliki luas area teluk sekitar 29 hektar, perairan Hoat Hawet akan berwarna hijau tosca ketika air pasang. Jajaran pohon yang menjulang tinggi, berdiri tegak di sepanjang garis pantai menjadi tempat berteduh bagi para pengunjung.
Kegiatan Project Based Learning (PJBL) dari Program Studi Agrowisata Bahari (AWB) Polikant, menjadi momentum pembukaan kawasan wisata baru itu. PBJL adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai sarana pembelajaran.
Ada enam mata kuliah Prodi AWB yang disatukan dalam PJBL kali ini. “Tujuan dari PJBL ini adalah, setelah mahasiswa menyelesaikan enam mata kuliah itu, akan menghasilkan project atau kegiatan. Baik itu project dalam bentuk penataan suatu lokasi wisata yang belum dimaksimalkan, untuk nantinya dikunjungi oleh masyarakat,” jelas Ketua Prodi AWB Reynold Renyaan, di sela-sela kegiatan, Rabu (26/7/2023).
“Kegiatan PJBL diawali dengan presentasi proposal project oleh mahasiswa. Kemudian pelaksanaan kegiatan, termasuk melakukan penelitian. Luarannya mempublikasikan hasil penelitian di jurnal ilmiah. Selanjutnya, tim di program studi akan melanjutkan dalam program ‘pengabdian kepada masyarakat’ untuk destinasi wisata,” tambah Reynold.
Kegiatan PJBL di Hoat Hawet melibatkan sekitar 70an mahasiswa. Mahasiswa yang mengambil peran besar dalam kegiatan ini. Mereka bertindak sebagai pendidik, guide, tutor, kepada peserta kegiatan yang merupakan siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Sementara para dosen bertindak selaku pembimbing.
PJBL akan berlangsung sampai tiga hari kedepan. Pada hari pertama ini, mahasiswa memberikan edukasi tentang lamun (Kei: ubun), mangrove, jenis-jenis mangrove, pembibitan dan penanaman mangrove, penanaman karang buatan (bioreeftek), pengolahan sampah, hingga membangun karakter mencintai alam, kepada siswa SMK Pariwisata Sta. Theresia Langgur.
Materi dan metode edukasi yang serupa juga akan disampaikan kepada siswa SMP Anugerah Ohoijang dan SMP Sta. Theresia Langgur pada hari kedua. Selanjutnya hari ketiga atau Jumat nanti, untuk tingkat SD.
Selain itu, dalam kegiatan PJBL, mahasiswa juga menampilkan berbagai jenis kuliner lokal yang diolah sendiri. Harapannya, jenis-jenis kuliner itu yang kemudian akan ditawarkan kepada pengunjung kawasan Eduwisata Hoat Hawet.
Reynold berharap kerja sama antara Polikant dengan Pemerintah Ohoi Ngilngof dan Pengelola Desa Wisata Ngilngof terus berlanjut. Sehingga pengembangan kawasan eduwisata di Hoat Hawet berjalan sesuai harapan.
Sementara itu, Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Ngilngof menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Polikant atas kerja sama yang terjalin hingga hari ini. Bagi dia, pengembangan kawasan eduwisata ini memiliki prospek yang baik, bukan saja dari segi ekonomi tetapi juga sebagai upaya membangun karakter mencintai alam bagi generasi muda.
“Kedepan, kawasan ini pasti banyak dikunjungi oleh siswa-siswi baik dari Maluku Tenggara maupun Kota Tual, karena ini merupakan tempat untuk ekstrakulikuler. Dimana siswa-siswi bisa datang mengenal lebih dekat tentang wisata alam, secara khusus bahari,” ujar Ronal.
Melalui kerja sama yang sudah terjalin, Ronal menambahkan, pihaknya juga akan menambah atraksi-atraksi wisata lain, seperti banana boat, perahu kano, hingga renang dan selam, untuk menambah daya tarik di Hoat Hawet.
Ronal pun mengajak masyarakat untuk mengunjungi kawasan Eduwisata Hoat Hawet. “Kepada masyarakat Maluku Tenggara dan Kota Tual, secara khusus guru dan siswa di SD, SMP, SMA, silakan datang di kawasan Eduwisata Hoat Hawet Ngilngof. Ini tempatnya aman, nyaman, indah, memikat hati. Datang dan belajar tentang wisata alam dan bahari. Sehingga karakter kita tumbuh dalam mencintai alam dan menghargai alam,” pungkas Ronal.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: