“Tahun lalu, kami bersama BKSDA Tual melepas satu ekor penyu belimbing atau tabob yang tersangkut di tali budidaya rumput laut. Pelepasan itu juga disaksikan oleh Dinas Perikanan Malra,” kata dia menjelaskan kesadaran warga terhadap pelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL).
Langgur, suaradamai.com – Warga Ohoi Ohoidertutu Kecamatan Kei Kecil Barat Kabupaten Maluku Tenggara merespon baik upaya pelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) yang dilindungi.
Program pelestarian ini dilakukan melalui kerja sama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Tual bersama sejumlah pihak dengan Gereja Katolik Wilayah Kei Kecil dan Kota Tual.
Akhir Agustus lalu, Gereja Katolik telah mengeluarkan satu keputusan dan empat rekomendasi terkait perlindungan spesies dan lingkungan. Hal tersebut dilakukan dalam workshop bersama pihak-pihak terkait di Gedung Katolik Centre Langgur.
Hasil workshop inilah yang disosialisasikan oleh BKSDA kepada umat Katolik di wilayah Kecamatan Kei Kecil Barat, termasuk Ohoidertutu.
Umat Katolik Ohoidertutu, dalam hal Dewan Pastoral Stasi (DPS), Ketua Rukun/lingkungan, hingga kelompok kategorial merespon positif program tersebut. Mereka hadir, bertanya, dan memberikan masukkan dalam acara sosialisasi yang dlaksanakan di depan gereja sementara Ohoidertutu, Rabu (8/9/2021).
Berdasarkan pengakuan salah satu anggota DPS, warga Ohoidertutu sudah mulai sadar dan berpatisipasi aktif dalam menjaga kelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar (TSL) yang dilindungi.
” Tahun lalu, kami bersama BKSDA Tual melepas satu ekor penyu belimbing atau tabob yang tersangkut di tali budidaya rumput laut. Pelepasan itu juga disaksikan oleh Dinas Perikanan Malra,” kata dia menjelaskan kesadaran warga terhadap upaya pelestarian satwa.
Umat Katolik Ohoidertutu tampak mulai peduli pada kelestarian satwa. Pada sesi diskusi, Sekretaris DPS Ohoidertutu meminta tim sosialisasi agar mendampingi DPS Ohoidertutu dalam melaksanakan program pelestarian TSL di wilayah tersebut.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: