Dukung Tual Kampung Budidaya Teripang, Dua CPNS Ini Bikin Inovasi “Gamat” dan “Taan Eb”

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Kota Tual sebagai kampung perikanan budidaya teripang ditetapkan melalui Keputusan Menteri KKP No. 16 tahun 2022.


Tual, suaradamai.com – Dalam rangka mendukung Kota Tual sebagai Kampung Budidaya Teripang, dua Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Dinas Perikanan setempat membuat dua inovasi.

Adalah Meske Melany Ubro dan Megaulina Haloho. Dua CPNS angkatan XXVIII ini sedang mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III. Salah satu tuntutan Latsar adalah menciptakan inovasi.

Mengacu pada penetapan Kota Tual sebagai kampung perikanan budidaya teripang melalui Keputusan Menteri KKP No. 16 tahun 2022, serta kondisi lapangan yang ada, Meske dan Mega hadir dengan inovasi “Gamat” dan “Taan Eb”

Inovasi Gamat punya Meske, bukanlah teripang jenis gamat. Tetapi Gamat yaitu Gerakan Akselerasi Menjaga Aset Teripang (Gamat). Melalui Gamat, Meske harap dapat benar-benar mewujudkan Kota Tual sebagai kampung produksi teripang, yakni dengan produktivitas teripang yang tinggi.

Sebab itu, ia ingin mengubah media budidaya teripang dengan metode pen cultur, yang selama ini menggunakan kayu menjadi pipa paralon PVC.

Meske mengklaim, inovasi yang dibuatnya ini lebih efektif dalam meningkatkan produksi teripang, dibanding penggunaan kayu.

“Dengan menggunakan bahan kayu, setiap tahun pembudidaya harus melakukan penggantian konstruksi (kayu). Ini membuat pembudidaya lebih cenderung disibukkan dengan penggantian pen culture dari pada peningkatan aktivitas produksi teripang,” kata Meske memberikan satu kekurangan konstruksi kayu.

“Setelah saya buat perbandingan, pembuatan pen culture berbahan kayu bisa mengeluarkan Rp1,9 juta-Rp2juta per tahun. Tetapi dengan pipa paralon maksimalnya Rp1,2 juta itu penculture sudah siap, bisa dipakai 7-9 tahun kedepan,” Meske menambahkan.

Secara singkat, keunggulan dari inovasi ini adalah tahan lama, efektif dan efisien, mudah perawatan, ramah lingkungan, dan penataan ruang lebih baik.

Meske harap inovasi ini bisa diterapkan bagi semua pembudidaya teripang di Kota Tual.

Selanjutnya, ada juga inovasi dari Megaulina Haloho. Lulusan S1 Fakultas Perikanan Unpatti Ambon itu juga ingin meningkatkan produksi teripang dengan penyajian data teripang yang real time dan tepat.

Mega menghadirkan inovasi “Taan Eb”. Taan Eb merupakan aplikasi penginputan dan penyimpanan data survey teripang.

Melalui aplikasi ini, Dinas Perikanan dapat lebih mudah melakukan pendataan budidaya teripang. Selain itu, “Taan Eb” juga memudahkan masyarakat dalam mengetahui perkembangan produksi teripang di Tual.

Ada beberapa fitur di dalam aplikasi tersebut, mulai dari profil pembudidaya teripang, pendapatan, kuisioner survey, galeri, dan statistika.

“Jadi nanti terbaca (data yang tampil) di aplikasi itu per triwulan. Semua pembudidaya bisa melihat dan membandingkan produksinya satu sama lain,” kata Mega.

Ia harap, aplikasi ini turut menciptakan kompetisi yang sehat antar pembudidaya. Diharapkan lewat data yang disajikan juga dapat menjadi evaluasi bagi pengambil kebijakan.

Editor: Labes Remetwa


Baca juga:

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU