Jumpa Perdana PMKRI Ambon dan Uskup Amboina Hasilkan 12 Harapan Gereja

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ketua Presidium PMKRI Ambon Christian A. D. Rettob mengatakan, momentum pertemuan tersebut merupakan hal yang membanggakan dan bersejarah bagi PMKRI. Sebab, selain menjalin hubungan baik bersama gereja layaknya Bapak dan Anak-Anak, mereka juga berdiskusi soal kepemudaan dan gereja.


Ambon, suaradamai.com – Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Ambon melakukan pertemuan dengan Uskup baru Diosis Amboina Mgr. Seno (Inno) Ngutra. Pertemuan diadakan di Kantor Keuskupan Amboina, Selasa (7/6/2022).

Melalui pendampingan Pastor Moderator PMKRI Ambon RD. Max J. Tharob, PMKRI yang diwakilkan oleh Ketua Presidium, PPO, PHPT, PHMK, PGK, PRistek dan Bendahara Cabang, bertemu Uskup Inno dan Sekretaris Keuskupan RD. Agus Arbol.

Ketua Presidium PMKRI Ambon Christian A. D. Rettob, dalam keterangan pers kepada Suaradamai.com, menyampaikan bahwa momentum pertemuan tersebut merupakan hal yang membanggakan dan bersejarah bagi PMKRI.

Sebab, selain menjalin hubungan baik bersama gereja layaknya Bapak dan Anak-Anak, pihaknya juga berdiskusi soal kepemudaan dan gereja.

Rettob menambahkan, dalam pertemuan, Uskup Inno menggambarkan orientasi kepemimpinan dan pelayanannya di Keuskupan Amboina, serta menyampaikan beberapa hal penting sebagai bekal bagi PMKRI Cabang Ambon.

Uskup mengajak PMKRI sebagai organisasi harus mengutamakan contoh dan tindakan nyata. “Idealisme boleh tinggi tetapi harus disertai dengan contoh tindakan,” kata Rettob meniru ajakan Uskup.

Uskup berharap, PMKRI ketika melakukan kegiatan-kegiatan yang mengawal dan memperjuangkan hak-hak masyarakat melalui demo dan lain-lain, harus dilakukan secara cerdas, elegan, terstruktur, dan tepat sasaran.

“Sinergitas kelompok-kelompok kategorial Gereja Katolik akan ditingkatkan dengan dibuat atau dilakukan beberapa pertemuan berjenjang antar semua elemen, misalnya sekami, OMK, PMKRI, Pemuda Katolik, WKRI, KBK, dan lain sebagainya,” tambah Rettob.

Mgr. Inno mengajak PMKRI untuk ikut terlibat dan bergabung dengan organisasi kategorial berjenjang Gereja yang sifatnya wajib, seperti Orang Muda Katolik (OMK). Sehingga membawa aura positif dan menjadi contoh dalam OMK dan diharapkan dengan sendirinya OMK bisa tertarik mengikuti pengkaderan di PMKRI.

Mantan Sekretaris Keuskupan Amboina itu juga mengajak PMKRI merancang dan melakukan kegiatan-kegiatan dengan menghadirkan tokoh-tokoh Katolik yang mampu menginspirasi umat.

Selain itu, Uskup mengajak PMKRI untuk menggaungkan seruan toleransi dan berani berbaur dengan siapapun, terlebih saudara yang beda agama. “Ketika ingin mengubah seseorang, maka harus dengan pergaulan. Dengan begitu semangat persaudaraan akan diperkuat di Maluku. Uskup telah memulainya dari kegiatan anak lintas agama di wilayah keuskupan,” papar Rettob.

Mantan Vikaris Judicial Keuskupan Amboina itu mengajak PMKRI agar secara internal, memperkuat iman dan pengetahuan keagamaan Katolik. Secara eksternal, PMKRI harus mampu menyuarakan toleransi.

Uskup berharap PMKRI senantiasa di bawah hierarki secara spiritual. Ia ingin kedepannya pertemuan seperti ini dapat diprogramkan secara rutin dalam 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali, dengan melibatkan segala  elemen organisasi Katolik sambil duduk Ngopi (Ngobrol Pintar).

Sementara itu, PMKRI juga mengusulkan pendirian Sekolah Tinggi Pendidikan Agama Katolik (STPAK), yang mana sejalan dengan rencana Uskup membangun persekolahan Katolik lengkap dengan asrama.

“Akan diupayakan ada sebuah asrama Katolik di tengah-tengah Kota Ambon sehingga anak-anak Katolik yang datang kuliah di Ambon bisa tinggal di dalamnya,” kata Rettob meniru Uskup.

Menurut Rettob, Uskup akan meningkatkan peran awam pada setiap komisi di keuskupan dan persekolahan Katolik. Ini merupakan salah satu langkah Uskup untuk memberdayakan sumber saya manusia khususnya awam.

Dalam melakukan pelayanan kepada umat Katolik sesuai mottonya, “Duc In Altum” yang artinya bertolak ke tempat dalam, Uskup dan para imam tidak berjalan sendiri, namun bersama umat.

Oleh karena itu Uskup membutuhkan umat atau awam khususnya yang berprofesi sebagai katekis untuk berani mengajar dan mendidik iman kekatolikan sampai ke daerah-daerah terluar dan terpinggir wilayah keuskupan atau biasa dikenal dengan istilah daerah pedalaman.

Hal ini demi mengembalikan misi kekatolikan yang sejak dahulu dirintis melalui kaum awam atau katekis yang mengajarkan agama Katolik sampai ke pedalaman.

Tak luput Uskup Amboina turut mendukung dan mendoakan Kongres XXXII dan MPA XXXI PMKRI St. Thomas Aquinas di Samarinda, Kalimantan Timur.

Editor: Labes Remetwa


Baca juga:

Ikuti suaradamai.com dispot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ronald Tethool

Sosok inspiratif yang berhasil memajukan pariwisata Ngurbloat, Kepulauan Kei, Maluku.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -

KOMENTAR TERBARU