Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI mendukung penuh pengembangan Desa Wisata Ngilngof sebagai salah satu destinasi wisata andalan di Provinsi Maluku.
Langgur, suaradamai.com – Desa Wisata Ngilngof terus berbenah. Pengembangan gencar dilakukan dari berbagai sektor, baik pembangunan dan pengadaan fasilitas pendukung wisata, pelatihan sumber daya manusia (SDM), hingga pelestarian lingkungan.
Dalam pekan ini, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI mengunjungi Desa Wisata Ngilngof. Dipimpin oleh Direktur Standarisasi dan Sertifikasi Usaha Kemenparekraf RI, Hanifah Makarim, mereka membawa bantuan dan melaksanakan sejumlah kegiatan.
Adapun kegiatan tersebut juga dipadukan dengan agenda pelestarian lingkungan yang diadakan oleh Pemerintah Ohoi/Desa Ngilngof dan Badan Pengelola Desa Wisata Ngilngof.
Secara umum, kegiatan kolaborasi tersebut antara lain penyerahan bantuan dari Kemenparekraf, pelatihan literasi keuangan, transplantasi karang, dan penanaman mangrove.
Bantuan fasilitas pendukung wisata
Direktur Standarisasi dan Sertifikasi Usaha Kemenparekraf RI, Hanifah Makarim, menyebutkan, dalam kunjungan ke Desa Wisata Ngilngof, pihaknya memberikan bantuan modal dalam bentuk fasilitas pendukung wisata.
Hanifah menambahkan, bantuan diberikan berdasarkan hasil seleksi dari Kemenparekraf.
“Kita memberikan bantuan kepada 50 desa wisata (di Indonesia). Bantuan sesuai dengan proposal yang diajukan oleh masing-masing desa,” jelas Hanifah. “Di Maluku hanya Desa Ngilngof saja”.
Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Ngilngof Ronald Tethool, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kemenparekraf RI, secara khusus Dirjen Industri dan Investasi yang telah memberikan bantuan.
Ronald menambahkan, bantuan ini juga merupakan tindaklanjut atas penghargaan yang diraih oleh Desa Wisata Ngilngof tahun lalu. Prestasi tersebut yaitu Juara I Desa Wisata Maju, pada Anugerah Desa Wisata Indonesi (ADWI) tahun 2021.
Adapun bantuan yang diberikan berupa satu unit speed boat, dua unit banana boat, dan dua unit paddle boat.
“Ini saya yakin sungguh bahwa akan meningkatkan daya tarik orang ke wisata Ngurbloat, karena punya wahana wisata air yang bagus,” ujar Ronald.
Pelatihan SDM Pariwisata
Selain bantuan, Kemenparekraf juga melaksanakan kegiatan Literasi Keuangan Dukungan Pengembangan Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (DPUP) tahun 2023.
Kegiatan dilakukan selama dua hari, 24-25 Oktober, bertujuan melatih peserta dalam mengelola keuangan, baik itu keuangan bisnis maupun pribadi/rumah tangga.
Pelatihan tersebut menghadirkan narasumber dari Bank BRI, Otoritas Jaksa Keuangan (OJK), dan Kemenparekraf. Kemudian melibatkan 50 peserta yang terdiri atas para pelaku usaha di Pantai Ngurbloat, Pengelola Desa Wisata Ngilngof, dan Pemerintah Ohoi/Desa Ngilngof.
Kegiatan berupa penyampaian materi dan pelatihan tentang waspada investasi dan pinjaman online ilegal; overview pengenalan produk jasa keuangan (inklusi keuangan); produk layanan keuangan Bank BRI; pencatatan keuangan bagi UMKM; perencanaan dan pengelolaan keuangan bagi UMKM; dan pelatihan pencatatan keuangan digital melalui SIAPIK.
Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Ngilngof Ronald Tethool berharap, kegiatan ini bisa membantu para pelaku usaha dalam mengatur keuangan dengan baik. Sehingga dapat bekerja keras memajukan usahanya demi pengembangan kawasan wisata Ngurbloat dan Kepulauan Kei.
Transplantasi Karang dan Penanaman Mangrove
Selain kegiatan dari Kemenparekraf RI, Pemerintah Ohoi/Desa Ngilngof dan Badan Pengelola Desa Wisata Ngilngof juga mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan, yakni pelepasan bioreeftek atau terumbu karang buatan di depan Pantai Ngurbloat dan penanaman mangrove di kawasan Eduwisata Hoat Hawet.
Rombongan Kemenparekraf juga mengikuti kegiatan tersebut. Direktur Standarisasi dan Sertifikasi Usaha Kemenparekraf RI, Hanifah Makarim, mengatakan, kegiatan ini memiliki manfaat luar biasa, baik secara ekologi maupun ekonomi.
“Keberadaan terumbu karang buatan dapat menjadi rumah ikan, sekaligus spot snorkeling dan diving yang menarik kedepan,” jelas Hanifah.
Selain itu, Hanifah juga berkesempatan melakukan penanaman mangrove secara simbolis di kawasan Eduwisata ‘Hoat Hawet’ Ngilngof. Bersama dengan masyarakat setempat dan mahasiswa Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant), mereka menanam sebanyak 900 pohon mangrove.
Hanifah mengatakan, Kemenparekraf tetap mendukung setiap daerah dengan keunikan dan keunggulannya masing-masing. Khusus, untuk Ngilngof, pihaknya akan mendukung pengembangan wisata baharinya.
“Yang paling penting menurut saya adalah harus dijaga kelestarian alamnya. Pemerintah harus bersama masyarakat mengembangkan wisata di sini tanpa merusak alam,” jelas Hanifah.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: