Sukses menampilkan tarian kolosal pada acara pembukaan Pesparani Katolik Maluku, Neo dkk kembali menampilkan tarian berbeda. Kali ini, mereka mengusung tema Tarian Tipa Kei. Kepada Suaradamai.com pada sela-sela sesi latihan di Rumah Adat, Koreografer Tarian Meti Kei I dan II itu memberikan sedikit bocoran.
Tual, suaradamai.com – “Tum, tum, tak, ta-ta-tak, tum, tum, tak,” demikian cara Koreografer Neo Efruan melatih para penari di Rumah Adat Taman Kota Tual, Kelurahan Lodar El, Kecamatan Dullah Selatan, Tual, Rabu (28/9/2022).
Neo Efruan bersama 12 anak muda Gereja Protestan Maluku (GPM) akan menampilkan Tarian Tipa Kei pada penutupan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katolik ke-4 tingkat Provinsi Maluku di Lapangan Lodar El besok malam, Kamis 29 September.
Bersama dengan Jo Kadmaerubun yang menyiapkan instrumen, tim penari berlatih dalam waktu yang sangat singkat. Bagaimana tidak, baru tiga hari sebelumnya, Neo dkk mempersembahkan tarian kolosal pada pembukaan lomba tarik suara Gereja Katolik itu.
Karena sukses memukau tamu undangan dan masyarakat yang hadir, mereka diminta kembali oleh panitia untuk menampilkan tarian berbeda.
Kali ini, Neo dkk mengusung tema Tarian Tipa Kei. Kepada Suaradamai.com pada sela-sela sesi latihan di Rumah Adat, Koreografer Tarian Meti Kei I dan II itu memberikan sedikit bocoran.
“Saya sendiri merasa terharu dengan karya yang saya buat, dimana saya pun ikut menikmati. Apalagi orang lain atau masyarakat Kei, yang sebentar akan melihat kejutan-kejutan itu. Walaupun dalam pikiran saya mungkin pandangan orang lain ‘ini biasa saja’. Yang penting saya merasa bahwa ini sangat luar biasa,” kata Neo mengawali sesi wawancara.
Neo menjelaskan, dalam tarian ini, para penari bertindak sekaligus sebagai penabuh. “Jadi menabuh tipa sambil menari,” jelas Neo.
Adapun semua jenis pukulan tipa dari Nuhu Evav digabung dalam instrumen Tarian Tipa Kei. Berbagai musik khas Kei pun juga ditambahkan.
“Kalau mau lihat kejutan itu, besok bisa hadir lah di Lapangan Lodar El. Katong semua akan merasakan kejutan itu seperti apa,” ujar Neo.
Dalam sesi latihan, tak jarang Pria bernama lengkap Petrus Efruan itu menegur para penari ketika membuat kesalahan. “Pake tempo. Ulang!” katanya dengan nada tinggi sembari mengingatkan. “Dalam ko pu hati, jiwa, dan nurani itu, ko (gerakan masuk di) pukulan kedua,” tambah Neo.
Koreografer Evav
Sepak terjang Neo sudah tidak diragukan lagi. Bahkan jurnalis senior dan sastrawan Maluku Rudi Fofid menjulukinya sebagai Koregrafer Evav.
“Koreografer Evav. Di tubuh yang kecil, mengalir gagasan besar,” tulis Rudi Fofid dalam akun Facebook Oppa Rudi Fofid.
Neo diketahui merupakan koreografer pencipta Goyang Meti Kei I dan Meti Kei II. Dua karyanya ini sama-sama digunakan sebagai tarian andalan dalam event akbar pariwisata di Kabupaten Maluku Tenggara, yakni Festival Pesona Meti Kei (FPMK).
Editor: Labes Remetwa
Sepak terjang Neo sudah tidak diragukan lagi. Bahkan jurnalis senior dan sastrawan Maluku Rudi Fofid menjulukinya sebagai Koreografer Evav.
Baca juga: