“Sobian/Berdoa”, sebuah film pendek garapan UKM Jurnalistik Polikant, masuk 30 besar Festival Film Mahasiswa 2020. Mereka bahkan menjadi satu-satunya perguruan tinggi vokasi di Indonesia, yang masuk 30 besar. Kali ini, Polikant mempersembahkan “Velan Walean Nahirit Tal Timur”.
Langgur, suaradamai.com – Politeknik Perikanan Negeri Tual (Polikant) melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurnalistik, kembali mengikuti lomba membuat film pendek, setelah satu tahun absen.
“Sobian/Berdoa”, sebuah film pendek garapan UKM Jurnalistik Polikant, masuk 30 besar Festival Film Mahasiswa 2020. Bersaing dengan 192 peserta, Polikant bahkan menjadi satu-satunya perguruan tinggi vokasi di Indonesia, yang masuk 30 besar.
Kali ini, Polikant mengikuti kegiatan serupa. Festival Film Pendek Berbahasa Daerah 2022. Bedanya, lomba kali ini tidak hanya melibatkan mahasiswa saja, tetapi juga siswa SMA/SMK/sederajat dan masyarakat umum. Selain itu, dialog dalam film, seluruhnya, menggunakan bahasa daerah.
Lomba yang digelar oleh Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud Ristek RI ini, bertujuan melindungi bahasa dan sastra daerah, serta memperkaya data bahasa daerah dalam bentuk film.
Tema yang diangkat dalam Festival Film Pendek Berbahasa Daerah 2022 adalah “Merevitalisasi Bahasa Daerah, Merawat Kebinekaan Bangsa”, dengan dua subtema yaitu Nilai-Nilai Kearifan Lokal, dan Fenomena dan Situasi Kedaerahan.
Sebagai perguruan tinggi yang berkedudukan di Kepulauan Kei, UKM Jurnalistik Polikant akan meluncurkan film menggunakan bahasa daerah, bahasa Kei. Film berjudul “Velan Walean Nahirit Tal Timur” atau dalam bahasa Indonesia artinya cahaya dari timur.
Film pendek ini menceritakan keteguhan hati seorang guru bernama Afifa, yang berjuang mengatasi berbagai masalah di sebuah lembaga pendidikan yang terletak jauh dari perkotaan. Perjuangan Afifa membuatnya lebih dewasa dan mengantarkannya menjadi guru teladan.
Film ini baru dapat ditonton di Kanal YouTube Polikant TV usai pengumuman hasil pada 28 Oktober mendatang.
Kendala: bahasa daerah
Pembina UKM Jurnalistik Polikant Faruk Pilpala menceritakan kendala dalam pembuatan film “Velan Walean Nahirit Tal Timur”.
Menurut Faruk, kesulitan terbesar dalam membuat film ini ada pada tahap penerjemahan ke bahasa Kei. Naskah film pendek “Velan Walean Nahirit Tal Timur” butuh dua minggu untuk proses penerjemahan.
“Yang paling berat itu dapat orangnya (penerjemah),” ungkap Faruk kepada Suaradamai.com di Polikant belum lama ini.
Faruk menceritakan, mereka susah mencari penerjemah. Kemudian menyesuaikan hasil terjemahan dengan dialeg/logat antar wilayah. Kehati-hatian agar tidak terjadi kesalahpahaman, yang membuat proses penerjemahan juga memakan waktu.
Kemudian ditambah lagi dengan para pemeran yang memiliki kemampuan bahasa Kei yang minim, juga merupakan salah satu kendala dalam menyelesaikan film tersebut.
Meski demikian, dalam satu bulan berproses, mereka mampu menyelesaikan film pendek itu dengan durasi 25 menit.
Namun, untuk kebutuhan lomba, mereka memotong sejumlah adegan, untuk mendapat durasi 15 menit.
Meski begitu, Faruk mengatakan mereka juga akan meluncurkan durasi 25 menit di Kanal YouTube Polikant TV.
Editor: Labes Remetwa
Baca juga: